Rabu, 30 November 2011

Jembatan Runtuh, Saat Beli Saham Batu Bara

INILAH.COM, Jakarta Runtuhnya jembatan Mahakam II dinilai hanya sentimen negatif jangka pendek saham batu bara. Karena itu, koreksi sahamya, jadi kesempatan untuk beli.

Pengamat pasar modal Willy Sanjayamengatakan, justru dampak negatif dari runtuhnya jembatan Mahakam, jadi kesempatan untuk beli saham-saham yang terdampak negatif. Sebab, investor bisa mendapatkan harga murah. Dia menegaskan, terganggunya lalu lintas batu bara tidak berpengaruh pada fundamental emiten.

Karena itu, ia merekomendasikan positif saham HRUM dengan target Rp8.300 hingga akhir 2011 dan ITMG karena sudah terkoreksi akibat runtuhnya jembatan Mahakam. Layak dikoleksi karena harganya sudah jatuh. Lalu, BORN dengan target Rp1.100 hingga akhir tahun. Apalagi, BORN tidak terdampak runtuhnya Jembatan, katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Selasa (29/11) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 40,72 poin (1,12%) ke level 3.687,769. Harga intraday tertingginya mencapai 3.710,752 dan terlemah 3.646,861. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang naik 9,44 poin (1,47%) ke level 652,584.Berikut ini wawancara lengkapnya:

Setelah berhasil menguat di atas 1%, bagaimana Anda melihat arah IHSG hari ini?
Pergerakan indeks hari ini bakal menguat terbatas. IHSG memiliki resistance 3.728 dan support di level 3.655. Hingga akhir tahun, IHSG berpeluang bertenger di level 3.825-3.875.

Faktor apa saja yang mendukung penguatan indeks?
Penguatan indeks hari ini salah satunya dipicu oleh market yang mendapat kabar gembiraakibat memasuki bulan Desember yang merupakan momentum tutup buku 2011. Jadi, dalam satu bulan ke depan, emiten-emiten punya kepentingan untuk menjaga posisi sahamnya masing-masing dengan baik. Di sisi lain, positifnya penutupan indeks kemarin, juga jadi sinyal positif untuk melanjutkan penguatan hari ini.Indeks tampak memiliki potensi penguatan terbatas hari ini.

Selain faktor Desember?
Pada saat yang sama, pasar juga bakal mengantisipasi positif laporan kinerja keuangan emiten untuk kuartal IV-2011.

Bagaimana dengan emiten-emiten batu bara yang terdampak negatif runtuhnya Jembatan Mahakam II di Kutai Kartanegara?
Saat inimemang ada kondisi gangguan pada emiten-emiten di sektor batu bara akibat ambruknya Jembatan Mahakam di Kutai Kartanegara pada Sabtu (26/11). Tapi,kondisi ini hanya jadi sentiment negatif jangka pendek. Sebab, masalah tersebut bakal segera teratasi (mungkin) dalam dua pekan ke depan sehingga pengangkutan batu bara akan kembali lancar.

Bagaimana dengan denda keterlambatan muat batu bara?
Memang, ada perjanjian antara penjual dan pembeli batu bara, bahwa keterlambatan muat bisa didenda hingga US$100.000 per hari. Setiap perusahaan punya perjanjian masing-masingyang berbeda. Tapi, runtuhnya Jembatan yang merupakan force majoritu, pasti tidak masuk dalam perjanjian itu sehingga dipastikan tidak ada denda bagi emiten batu bara. Kecuali, jika keterlambatan karena kesengajaan.

Dalam dua pekan, bangkai jembatan bisa diangkat.Bahkan, kalaupun bangkai jembatan tidak bisa diangkat dan dijatuhkan ke dasar sungai, kapal tetap bisa lewat. Sebab, kedalaman sungai Mahakam mencapai 30-50 meter sehingga lalulintas batu bara bisa kembali normal.

Karena itu, justru dampak negatif dari runtuhnya jembatan Mahakam, jadi kesempatan untuk beli saham-saham yang terdampak negatif. Sebab, investor bisa mendapatkan harga murah. Terganggunya lalu lintas batu bara tidak berpengaruh pada fundamental emiten.

Spesifik saham pilihan Anda?
PT Harum Energy (HRUM) dengan target Rp8.300 hingga akhir 2011 dan PT Indo Tambang Raya (ITMG) dengan target Rp40.000 karena sudah terkoreksi akibat runtuhnya jembatan Mahakam. Layak dikoleksi karena harganya sudah jatuh. Lalu, PT Borneo Lumbung Energi (BORN) dengan target Rp1.100 hingga akhir tahun. Apalagi, BORN tidak terdampak runtuhnya Jembatan.

Selain sektor batu bara?
Saham-saham di sektor perbankan, juga kinerja labanya bakal jauh lebih baik dari penutupan tahun lalu. Saham-saham pilihannya adalah PT Bank Mandiri (BMRI) dengan target Rp7.200 hingga akhir tahun. Lalu, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dengan target Rp7.100; PT Bank Negara Indoensia (BBNI) dengan target Rp4.050; PT Bank Central Asia (BBCA) dengan target Rp8.200.

Apa rekomendasi Anda untuk saham-saham tersebut?
Saya rekomendasikan akumulasi strong buy saham-saham tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar