Rabu, 30 November 2011

IHSG Menanjak di Tengah Koreksi Bursa Asia

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menanjak 27 poin di tengah koreksi yang melanda bursa-bursa di Asia. Aksi beli di penghujung penutupan menyelamatkan IHSG dari zona merah.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di posisi Rp 9.170 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di posisi Rp 9.190 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menipis 7,159 poin (0,20%) ke level 3.680.610. Namun, posisinya yang sudah jenuh jual membuat indeks balik arah ke zona hijau.

Indeks sempat menembus level tertingginya hari ini di level 3.719,948. Momen tertinggi itu dimanfaatkan para pelaku pasar untuk mengambil untung sesaat sehingga pertumbuhan IHSG terhambat.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG naik tipis 6,444 poin (0,17%) ke level 3.694,213. Aksi beli selektif mempertahankan indeks di jalur positif.

Tekanan jual mulai muncul menjelang penutupan perdagangan, indeks pun langsung ambles ke zona merah dan berhenti di level terendahnya 3.679,208 ebelum akhirnya bergerak fluktuatif.

Menutup perdagangan, Rabu (30/11/2011), IHSG menanjak 27,311 poin (0,74%) ke level 3.715,080. Sementara Indeks LQ 45 menguat 3,824 poin (0,58%) ke level 656,408.

Saham-saham bluechip malah menjadi pemberat bursa akibat terkena aksi jual. Poin yang dicetak IHSG ini berkat perburuan di saham-saham lapis dua yang sebelumnya terkena koreksi sehingga harganya sudah murah.

Hanya indeks sektor aneka industri yang memerah, sedangkan sembilan sektor industri lainnya berhasil menguat dipimpin oleh sektor infrastruktur. Investor masih tetap berhati-hati dalam bertransksi.

Pasalnya, masih ada sentimen negatif yang datang dari negeri paman sam setelah lembaga pemeringkat S&P menurunkan peringkat bank-bank besar di AS. Namun, optimisme pemulihan krisis utang Eropa membuat investor sedikit percaya diri.

Meski jumlahnya kecil, dana asing kembali parkir di Bursa Efek Indonesia (BEI). Transaksi pemodal asing hingga sore ini tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 238,851 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 110.108 kali pada volume 3,936 miliar lembar saham senilai Rp 3,883 triliun. Sebanyak 118 saham naik, sisanya 102 saham turun, dan 88 saham stagnan.

Bursa saham China memimpin koreksi bursa-bursa di Asia dengan jatuh lebih dair tiga persen. Bursa saham Singapura menjadi satu-satunya yang mampu bertahan di zona hijau sejak pagi tadi.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di regional sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai anjlok 78,98 poin (3,27%) ke level 2.333,41.
  • Indeks Hang Seng ambles 266,85 poin (1,46%) ke level 17.989,35.
  • Indeks Nikkei 225 turun 43,21 poin (0,51%) ke level 8.434,61.
  • Indeks Straits Times naik tipis 5,65 poin (0,21%) ke level 2.693,75.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Gudang Garam (GGRM) naik Rp 2.400 ke Rp 65.000, Fajar Surya (FASW) naik Rp 700 ke Rp 3.650, Elang Mahkota (EMTK) naik Rp 625 ke Rp 3.350, dan Astra Agro (AALI) naik Rp 600 ke Rp 22.400.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain United Tractor (UNTR) turun Rp 1.050 ke Rp 23.350, Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 450 ke Rp 11.750, Harum Energy (HRUM) turun Rp 300 ke Rp 6.700, dan Bayan (BYAN) turun Rp 200 ke Rp 17.950.

(ang/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar