Rabu, 30 November 2011

Nantikan Hasil Ecofin, Rupiah Sideways

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (30/11) diprediksi mendatar dalam kisaran tipis. Pasar menanti hasil Ecofin Meeting.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir memperkirakan, pergerakan rupiah hari ini cenderung sideways dalam kisarannya (ranging). Tapi, menurutnya, mata uang RI ini bisa saja dibuka menguat. Sebab, semalam ada pidato dari beberapa petinggi Federal Reserve (Fed).

Salah satunya adalah pidato dari Wakil Ketua The Fed Janet Louise Yellen yang sebelumnya sudah diperkirakan memberikan sinyal pelonggaran moneter Bank Sentral AS lebih lanjut. "Rupiah akan sideways dalam kisaran 9.150-9.220 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Tapi, kata Firman, penguatan rupiah tidak akan bertahan lama dan akan kembali melemah mengingat investor tetap saja menunggu hasil The Economic and Finansial Affairs Council (Ecofin) Meeting hari ini yang sudah berlangsung sejak kemarin. "Karena itu, sepanjang perdagangan rupiah cenderung bergerak sideways," timpalnya.

Hanya saja, lanjut Firman, yang perlu diwaspadai adalah penutupan candle harian di atas 9.215. "Jika tutup di atas level ini, pelemahan rupiah akan terus berlanjut ke level 9.380 per dolar AS berdasarkan indikator teknikal," ujarnya.

Lebih jauh Firman menjelaskan, pertemuan para menteri keuangan Uni Eropa pada Ecofin meeting kemarin dan hari ini, sebagai persiapan untuk European Summit pada Jumat (9/11). Masalahnya, pasar agak sulit mengharapkan solusi pada pertemuan Ecofin. "Apalagi, pertemuan-pertemuan sebelumnya juga tidak menghasilkan solusi," tuturnya.

Tapi, kata Firman, paling tidak pasar bisa berharap kejelasan pencairan dana bailout Yunani berikutnya dan pengaktifan fasilitas European Financial Stability Facility (EFSF). "Kemarin para petinggi Uni Eropa sudah menyetujui kenaikan dana talangan," paparnya.

Tapi masalahnya, Firman menambahkan, pasar meragukan bagaimana Uni Eropa menaikan (leverage) kapasitas dana EFSF itu. "Kalau hanya keinginan, tapi tidak tahu caranya, tidak ada artinya," kata Firman ketus.

Apalagi, lanjutnya, pimpinan EFSF sebelumnya sudah menyatakan kesulitan untuk mengumpulkan dana dari pasar. Sebab, lelang obligasi EFSF pada awal November kurang laku. "Jadi, untuk mengetahui cara leverage EFSF itu harus menunggu hasil EU Summit pekan depan itu," imbuh Firman.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (29/11) ditutup melemah 40 poin (0,43%) ke level 9.150/9.160 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar