Rabu, 30 November 2011

Data Konsumen Terus Angkat Dow Jones dan S&P

New York - Indeks Dow Jones dan S&P 500 masih melanjutkan penguatannya, merespons data kepercayaan konsumen yang lebih baik dan harapan akan segera tertanganinya krisis Eropa.

Namun kepercayaan investor yang belum sepenuhnya terhadap krisis Eropa membuat sejumlah sektor tertahan penguatannya, sehingga indeks Nasdaq ditutup melemah.

Sentimen positif datang dari Conference Board, sebuah grup industri menyatakan indeks kepercayaan konsumen melonjat ke titik tertingginya sejak Juli, jauh melampaui proyeksi para ekonom.

Pada perdagangan Selasa (30/11/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup menguat tipis 32,62 poin (0,28%) ke level 11.555,63. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat tipis 2,64 poin (0,22%) ke level 1.195,19, sementara Nasdaq melemah 11,83 poin (0,47%) ke level 2.515,51.

Saham-saham sektor finansial menghambat kenaikan lebih lanjut, dengan indeks finansial S&P tercatat turun 0,6%. Saham Bank of America merosot 3,2% menjadi US$ 5,08, terendah sejak Maret 2009. Sektor ini memang terus tertekan oleh dampak krisis di kawasan Eropa, yang dikhawatirkan menyebar ke sistem finansial global.

"Sepertinya ada beberapa pergerakan di lini Eropa, namun segalanya jelas belum terpecahkan. Saham-saham sektor finansial melangkah kembali dan semacam menjaga sebuah batasan di pasar sebagai keseluruhan," ujar Thomas Villata, manajer portofolio Jones Villalta Asset Management seperti dikutip dari Reuters, Rabu (30/11/2011).

Satu tanda positif datang dari Eropa, menyusul turunnya tingkat imbal hasil surat utang Italia. Dalam lelang kemarin, pemerintah Italia berhasil melemah 7,5 miliar euro dari surat utang berjangka 3 dan 10 tahun, atau mendekati target atas.

Perdagangan berjalan sangat tipis, dengan transaksi di New York Stock Exchange mencapai 6,73 miliar lembar saham, di bawah rata-rata harian yang sebesar 7,96 miliar lembar saham.

Setelah penutupan perdagangan, Standard & Poor's mengumumkan penurunan beberapa bank besar di AS termasuk JPMorgan Chase & Co dan Bank of America. S&P mengatakan langkah tersebut merupakan hasil dari perombakan kriteria ratingnya. Bank-bank yang terkena dampak kemungkinan harus menghadapi kenaikan biaya utang.

(qom/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar