Rabu, 30 November 2011

IHSG Siap Rebound, Ayo Trading Jangka Pendek

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham domestik Rabu (30/11) diprediksikan mengalami rebound jangka pendek. Investor disarankan trading jangka pendek terhadap sejumlah saham pilihan.

Pengamat pasar modal dari Woori Korindo SecuritiesTeuku Hendri menyatakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bergerak di bawah level 3.700. Artinya, penguatan indeks belum diiringi volume transaksi yang kuat.

“Belum ada konfirmasi penembusan level psikologis 3.700. Sehingga penguatan ini masih temporer dan volatilitasnya masih tinggi,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Indikator teknikal jangka pendek sudah menunjukkan adanya oversold, yang dinilai Hendri sebagai indikasi rebound jangka pendek. Namun, ia berpendapat konfirmasi untuk rebound medium to long term belum muncul. “MACD masih negatif dan belum golden cross,” lanjutnya.

Indikator jangka pendek dan jangka menengah yang belum ‘kompakan’ ini menyebabkan investor memilih trading spekulatif, bahkan pada saham-saham berkapitalisasi besar. Blue chips mengarah ke level-level resistan dan dimanfaatkan untuk beli saham lapis dua.

Sementara sentimen jangka menengah masih tergantung pada perkembangan kesepakatan pemimpin Uni Eropa (UE) untuk memulihkan krisis. Perkembangan makro ekonomi domestik juga belum perubahan signifikan. “Pertumbuhan ekonomi Tanah Air masih bisa berada kisaran 6,4% dengan inflasi masih bisa rendah kisaran 5%,” kata Hendri.

Dalam kondisi seperti ini, ia merekomendasikan saham lapis dua Trada Maritime (TRAM) dan Charoen Pokphand Indonesia (CPIN). “Speculative buy untuk trading jangka pendek pada kedua saham ini.”

Kemudian ia merekomendasikan sektor perbankan yang masih akan mencatatkan pertumbuhan earning di 2011. Kecil kemungkinan bank domestik terkena dampak Eropa karena tak ada exposure obligasi atau pendanaan Eropa.

Angka kredit macet (NPL) bank juga masih relatif rendah dan rasio kecepatan modal (CAR) masih cukup untuk memenuhi pertumbuhan kredit. Hendri memilih saham Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Central Asia (BBCA). “Beli dan hold saham-saham perbankan tersebut untuk medium term,” ujarnya.

Hendri juga menyarankan beli dan tahan saham-saham consumer goods Unilever (UNVR) dan Indofood (INDF). Sebab, PDB Indonesia masih tinggi, diiringi daya beli yang juga sama kuatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar