Senin, 26 September 2011

S&P: Bailout Zona Eropa Turunkan Rating Eropa

S&P: Bailout Zona Eropa Turunkan Rating Eropa
INILAH.COM, Jakarta - Upaya Eropa untuk meningkatkan perang melawan krisis utang di zona euro memiliki potensi untuk memicu penurunan peringkat kredit di wilayah tersebut, pejabat Standard & Poor secara resmi memperingatkan.

David Beers, head of S&P's sovereign rating group mengatakan terlalu dini untuk mengetahui bagaimana pembuat kebijakan Eropa akan mendorong Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa (EFSF), dan seberapa efektif akan dan kemungkinan implikasinya terhadap penyelesaian utang di Zona Euro.

Namun dia mengatakan berbagai alternatif ini bisa memiliki implikasi untuk penyelesaian utang di Zona Euro, termasuk untuk memimpin negara-negara zona euro seperti Perancis dan Jerman.

Pejabat Eropa yang tengah mencari cara lebih banyak untuk melindungi terhadap dari dampak dari krisis utang zona euro, sedang mempertimbangkan cara untuk meningkatkan dampak dari 440 miliar euro untuk mengambil keuntungan, meskipun masih belum jelas persis bagaimana caranya.

Beers mengatakan jelas, bagaimanapun, bahwa pembuat kebijakan tidak dapat mengambil keuntungan tanpa batas EFSF. "Ada beberapa pengakuan di zona euro bahwa tidak ada yang gampang, opsi itu bebas risiko untuk EFSF menggunakannya lagi," ujar Beers kepada Reuters.

Beberapa analis mengatakan minimal 2 triliun euro akan dibutuhkan untuk untuk menjaga Italia dan Spanyol jika krisis Yunani menyebar. "Kami kembali mendapatkan ke titik di mana pendekatan semacam jaminan dari sorotan bahwa EFSF akan keluar dari cara itu," kata Beers dalam sebuah wawancara Sabtu malam.

Negara-negara anggota zona euro memberikan jaminan kepada EFSF untuk memberikan pinjaman kek negara-negara anggota yang berjuang melawan utang seperti Yunani. Namun negara-negara seperti Jerman telah mengindikasikan bahwa mereka tidak akan berkomitmen untuk memberikan utang lagi.

Beers mengatakan keengganan itu menyebabkan pembuat kebijakan sekarang mendiskusikan pilihan seperti menggunakan dana melalui Bank Sentral Eropa atau melalui pasar, atau bahkan
kemungkinan integrasi fiskal lebih lanjut di zona euro. Beers menolak mengomentari implikasi dari setiap skenario untuk meningkatkan EFSF itu. Namun, salah satu pilihan bisa melibatkan back up dana dari Bank Sentral Eropa.

Solusinya, meskipun berpotensi mengurangi dampak pada peringkat sovereign, yaitu dengan meningkatkan kewajiban dalam neraca ECB dan dapat meninggalkan negara-negara zona euro di hook untuk memulihkan modal bank dalam hal kerugian yang disebabkan oleh defaultnya zona euro.

Memanfaatkan EFSF juga dapat menyebabkan penurunan peringkat kredit AAA.

Kemerosotan fiskal zona euro yang mendalam, di sisi lain, akan meningkatkan biaya pinjaman untuk negara-negara Eropa besar seperti Perancis dan Jerman, sambil memberikan bantuan kepada negara-negara pinggiran lebih utang-berat.

S & P memperingatkan gema keprihatinan oleh beberapa pembuat kebijakan Eropa pada pertemuan setengah tahunan akhir pekan ini dengan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia di Washington.

S & P percaya, bagaimanapun, bahwa bank-bank masih bisa mengumpulkan uang di pasar daripada hanya mengandalkan pada dukungan pemerintah. "Bank-bank harus keluar dan berbicara dengan calon investor. Ada sebuah perkembangan yang menarik tahun ini, bank di Eropa telah meningkatkan modal," tukas Beers.

Pada prospek ekonomi, S & P melihat peningkatan risiko resesi di Amerika Serikat dan Eropa sebagai bagian dari ekonomi mereka yang berjuang untuk pulih pada saat yang sama bahwa negara-negara pasar negara berkembang besar seperti China dan India akan mengetatkan kebijakan moneter.

Implikasi dari resesi double-dip untuk peringkat negara-negara maju akan tergantung pada bagaimana pemerintah menanggapi krisis kepercayaan yang merupakan akar dari kelemahan ekonomi. "Jika pemerintah tidak bisa lagi fokus pada hambatan untuk pertumbuhan, maka penghematan saja tidak akan memberikan pertumbuhan," kata Beers, mengutip kasus Italia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar