Senin, 26 September 2011

Awal Pekan, Waspadai Koreksi Lebih Lanjut

INILAH.COM, Jakarta- Bursa saham Indonesia pada Senin (26/9) diperkirakan akan melemah. Namun, saham perbankan tampaknya masih menjadi pilihan menarik.

Pengamat pasar modal Irwan Ariston mengatakan, IHSG pekan ini masih akan terkoreksi, mengingat grafik masih menunjukkan tren bearish dengan level resistan di 3.600. Bila ada penguatan pun, kenaikannya akan terbatas. “IHSG hari ini hanya akan sekedar mencoba teknikal rebound,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Di tengah situasi ini, Irwan masih merekomendasikan saham perbankan BUMN,”Saham-saham sektor ini masih berpotensi menguat,” katanya.

Sementara UBS Investment Research memprediksi, pasar saham masih akan bergerak dengan volatilitas tinggi dengan resiko downside yang cukup lebar. Hal ini menyusul meroketnya yield surat utang di Eropa yang dibarengi aksi jual yang masif di pasar obligasi.

Resiko terbesar saat ini di pasar keuangan adalah trend apresiasi dolar AS, karena tidak adanya sinyal

jelas dari The Fed untuk program pelonggaran likuiditas / Quantitative Easing. Di sisi lain, aksi risk aversion dan deleveraging terus dilakukan investor dengan mengembalikan dana mereka di asset-aset berdenominasi dolar AS.

Dengan volatilitas di pasar fixed income/ pasar surat utang dibarengi dengan likuiditas yang menipis

dan investor di emerging market tidak dalam posisi yang besar untuk mengikuti rally dolar. Apalagi kepemilikan asing cukup besar di surat-surat utang negara berkembang seperti pasar SUN Indonesia , maka resiko penarikan dana akan relative besar.

Sejak akhir Agustus sampai 21 September, investor asing telah menjual 10,5 triliun SUN Indonesia dan kepemilikan hanya turun 1 %. Ini berarti porsi asing masih relatif tinggi di SUN Indonesia. Kalau tekanan jual terus berlangsung, maka BI akan terus siaga menjadi standby buyer, “Rupiah pun masih akan berfluktuasi dan mengarah ke 9350 di pasar spot,”ungkapnya.

Sejauh ini pelemahan rupiah di pasar spot masih bisa tertahan oleh intervesnsi BI, namun di pasar forward , lonjakan yield terus terjadi , y-t-d telah terjadi kenaikan yield NDF rupiah hingga 50%.

Pada perdagangan Jumat (23/9), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 57,203 poin (1,69%) ke level 3.426,346, dengan intraday tertinggi di 3.426,82 dan terendah di level 3.258,37. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 4,548 miliar lembar saham, senilai Rp 5,389 triliun dan frekuensi 152.167 kali.

Sebanyak 147 saham naik, sisanya 110 saham turun, dan 62 saham stagnan. Penguatan indeks kali ini tidak didukung aksi beli asing. Terlihat dari transaksi jual bersih (net foreign sell) yang mencapai Rp603 miliar. Rinciannya adalah transaksi jual sebesar Rp1,935 triliun dan transaksi beli mencapai Rp1,331 triliun. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar