Senin, 26 September 2011

Investor Lokal Kurang PD, IHSG Anjlok Lebih 3%

INILAH.COM, Jakarta – IHSG mengawali pekan ini dengan ambruk lebih dari 3%. Meski tekanan jual asing sudah mulai berkurang, investor lokal ternyata kurang percaya diri.

Pada perdagangan Senin (26/9), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 110,209 poin (3,22%) ke level 3.316,137, dengan intraday terendah di 3.217,95 dan tertinggi di 3.429,46. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang turun 18,565 poin (3,15%) ke level 574,153.

Indeks hampir sepanjang hari menghabiskan waktu di zona negatif. Dibuka langsung turun 0,14% ke level 3.421, indeks sempat mencicipi area hijau di 3.429, sebelum akhirnya pada sesi siang anjlok ke level 3.288 dan ahkirnya ditutup di level 3.316.

IHSG awal pekan ini ditutup melemah, seiring memburuknya bursa regional Asia. Kendati demikian, koreksi sebenarnya sudah mulai terbatas jelang penutupan. “Indeks Hangseng sore ini berhasil ditutup di atas suport pertamanya. Demikian juga IHSG yang berhasil ditutup di atas suport pertama 3309,” kata Satrio Utomo dari Universal Broker Indonesia.

Tommy menuturkan, meski terkoreksi, tekanan jual asing sudah sangat berkurang. Terlihat dari sore ini, dimana net sell asing di pasar reguler masih kurang dari Rp150 miliar. Namun sayang, pemodal lokal malah kelihatan tidak percaya diri. “Demikian juga pemodal lokal besar yang biasanya menjaga market, hari ini terlihat kurang begitu agresif,” ujarnya.

Ia pun berharap hal ini terjadi karena memang marketnya agak kondusif, “Sehingga pemodal ini merasa bahwa market tidak perlu dijaga,”paparnya.

Seperti diketahui, bursa AS akhir pekan kemarin berhasil ditutup menguat, setelah terkoreksi signifikan empat hari terakhir, seiring spekulasi pemerintah AS akan kembali memberikan stimulus ekonomi untuk menghindarkan resesi di AS. Harga komoditas pun masih tertekan, menyusul penguatan dolar AS, dimana harga minyak ditutup di bawah level US$80/barel sementara harga mikel kembali terkoreksi 3,2%.

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi mencapai 5,381 miliar lembar saham, senilai Rp 5,572 triliun dan frekuensi 166.292 kali. Sebanyak 25 saham naik, sisanya 263 saham turun, dan 35 saham stagnan.

Asing masih mencatatkan aliran dana keluar, meski jumlahnya sudah berkurang ketimbang sesi awal. Transaksi jual bersih (net foreign sell) mencapai Rp114 miliar. Rinciannya adalah transaksi jual sebesar Rp1,976 triliun dan transaksi beli mencapai Rp1,861 triliun.

Semua sektor terpantau melemah, dipimpin sektor perkebunan yang anjlok 6,5%. Disusul sektor tambang dan properti yang turun 5,5%, industri dasar 5%, aneka industri 3,4%, dan manufaktur 3,2%. Selain sektor perdagangan yang turun 2,5%, finansial 2,4%, konsumer 1,8% dan infrastruktur 1,3%.

Beberapa emiten yang melemah antara lain Multi Bintang (MLBI) turun Rp 8.000 ke Rp 335.000, Astra Agro (AALI) turun Rp 1.950 ke Rp 18.800, Astra Internasional (ASII) turun Rp 1.850 ke Rp 57.000, dan Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 1.850 ke Rp 38.800.

Sedangkan emiten-emiten lain yang menguat antara lain Mandom (TCID) naik Rp 700 ke Rp 8.600, BFI Finance (BFIN) naik Rp 450 ke Rp 6.000, Multibreeder (MBAI) naik Rp 400 ke Rp 15.800, dan Inti Agri (IIKP) naik Rp 70 ke Rp 720.

Bursa regional Asia pun digenangi pelemahan. Indeks Komposit Shanghai terpuruk 39,98 poin (1,64%) ke level 2.393,18, indeks Hang Seng jatuh 261,03 poin (1,48%) ke level 17.407,80, indeks Nikkei 225 melemah 186,13 poin (2,17%) ke level 8.374,13, dan indeks Straits Times turun 1,43% ke level 2.660,1 dan indeks Kospi di Seoul melemah 2,64% ke 1.652,71. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar