Rabu, 18 Januari 2012

China Topang IHSG, Beli Saham Perbankan

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham domestik pada Rabu (18/1) diperkirakan menguat, ditopang pertumbuhan ekonomi China. Saatnya beralih ke saham perbankan.

Pengamat pasar modal Alwi Assegaff dari Universal Broker mempridiksikan, seiring rebound bursa Asia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat lebih dari 1%. Penguatan bursa Asia ditopang pertumbuhan ekonomi China yang masih kuat di 8,9%.

“Meski sebenarnya China sedang dalam proses mengerem pertumbuhan ekonominya, untuk menghindari terjadinya hard-landing,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Optimisme Asia kembali naik karena pertumbuhan Negeri Tirai Bambu masih kuat. Sebab, pasar ekspor masih bisa diserap oleh China, di tengah melemahnya perekonomian negara-negara berkembang di Eropa dan Amerika.

Sentimen penurunan peringkat sembilan negara Eropa telah mereda. Sebab, investor menilai kekuatan Eropa masih ditopang oleh Jerman yang luput dari downgrade rating. Sementara Prancis, meski ikut diturunkan peringkatnya, dinilai masih layak investasi.

“Ini terbukti dari lelang obligasi yang dilakukan pemerintah Prancis masih berhasil menyerap likuiditas, melebihi perkiraan,” lanjut Alwi.

Investor masih meminta imbal hasil yang tinggi terhadap obligasi pemerintah Prancis. Hal tersebut disebabkan resiko kawasan Eropa yang dinilai masih tinggi. Pulihnya euro dari koreksi dalam terhadap dolar AS pada perdagangan kemarin, meningkatkan risk appetite.

Harga emas juga mulai rebound. Sedangkan rebound yang terjadi pada IHSG di perdagangan kemarin mengkonfirmasi tren bullish karena bertahan di level resistan 3.954-3.980. Meskipun sempat dilanda koreksi tajam.

Dengan rebound ini, Alwi menilai IHSG berpotensi menembus level resistant 3.954 yang cukup sulit dipecah. Indikasi penembusan level tersebut terlihat dari indikator candle stick yang membentuk bullish engulfing.

“Ini mengkonfirmasi kekuatan pembeli lebih besar ketimbang penjual,” lanjutnya. Meskipun indikator stockhastic memperlihatkan overbought, IHSG masih bisa bergerak naik. Maka peluang IHSG ke level 4.000 masih terbuka.

Dalam kondisi ini, Alwi menilai sejumlah saham perbankan sudah mulai murah dengan koreksi yang terjadi beberapa hari ini. Ia merekomendasikan saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang telah menunjukkan sinyal reversal kuat dan harganya berpeluang naik.

Selain Bank Central Asia (BBCA) yang bertahan di area support ketika terjadi koreksi. “Saya merekomendasikan beli kedua saham ini,” kata Alwi.

Untuk Bank Negara Indonesia (BBNI), Alwi merekomendasikan speculative buy karena sinyal reversal masih relatif lemah dibanding BBRI dan BBCA. BBNI sudah mendekati area support dan indikator stokastiknya sudah oversold.

“Saham ini berpotensi terjadi golden cross yang mengkonfirmasi siap untuk berbalik arah dan naik,” lanjutnya.

Selain saham-saham perbankan tersebut, Alwi juga merekomendasikan beli saham Astra International (ASII) dan United Tracktor (UNTR). Selain saham AKR Corpindo (AKRA) yang tertahan di area support kuat cukup lama, sehingga berpeluang rebound. [nat]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar