Rabu, 18 Januari 2012

Harga emas masih bisa ke US$ 1.900

JAKARTA. Banderol emas kembali merangkak, pekan ini. Di Comex-New York, kontrak emas untuk pengiriman Februari 2012 menanjak ke level US$ 1.668 per ons troi (oz), kemarin (17/1). Kenaikannya mencapai 2,31% dibandingkan harga penutupan akhir pekan lalu.

Di pasar spot, emas rata-rata diperdagangkan di posisi US$ 1.657,25 per oz. Alwy Assegaf, Analis SoeGee Futures, menuturkan, kenaikan harga emas di awal pekan ini memang cukup tajam, setelah jatuh di ujung pekan lalu.

Pengungkit harga emas kali adalah lonjakan permintaan, terutama dari China, menjelang perayaan Imlek. Di sisi lain, pelemahan dollar Amerika Serikat (AS) begitu kekhawatiran pelaku pasar atas Eropa mereda, menjadi sentimen positif bagi emas.

Meski belum sepenuhnya pulih, optimisme pelaku pasar terangkat setelah melihat cukup suksesnya perhelatan lelang obligasi tenor pendek Perancis. "Peminat lelang banyak dengan biaya yang lebih rendah dari sebelumnya," kata Alwy, kemarin.

Hal ini menghapuskan keraguan tentang masa depan Eropa setelah sebelumnya peringkat beberapa negara, termasuk Prancis, digunting oleh Standard and Poor\'s. Di sisi lain, data ekonomi terbaru China yakni kenaikan GDP menjadi 8,9%, merangsang lagi risk appetite investor. "Pergerakan harga emas saat ini tidak lagi seperti safe haven, melainkan sudah digolongkan menjadi aset berisiko," jelas Alwy.

Prediksi dia, harga emas bakal menembus US$ 1.700-US$ 1.750 per oz, dalam tiga bulan mendatang. Jika level ini tertembus, harga emas bisa berlari lagi ke rekor tertingginya US$ 1.920, enam bulan ke depan.

Alwy yakin, jangka panjang, harga emas masih dalam tren naik. "Selama emas bertahan di atas US$ 1.500 per oz, target psikologis US$ 2.000 bisa pecah tahun ini," kata Alwy.

Morgan Stanley memperkirakan, harga emas tahun ini akan bergerak rata-rata di level US$1.845 per oz. Atau naik 17% dari harga rata-rata emas tahun ini di kisaran

US$ 1.572,28 per oz. "Kenaikan harga emas ini akan berlanjut disetir oleh peningkatan investasi emas dan pembelian bank sentral," tulis Morgan Stanley.

Goldman Sachs juga melemparkan proyeksi senada. Prediksinya, dalam jangka panjang emas akan kembali menggeliat. "Emas akan naik ke posisi US$ 1.940 per oz dalam 12 bulan mendatang," tulis Goldman Sachs seperti dikutip Bloomberg.

Ibrahim, Analis Harvest International Futures, berpendapat sebaliknya. Level tertinggi harga emas tahun ini hanya di posisi US$ 1.800 per oz. "Isu Eropa masih menjadi penahan gerak emas," kata dia. Setiap Eropa diguncang isu negatif, dollar AS akan naik menekan emas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar