Rabu, 18 Januari 2012

Risiko pelemahan otot yen

JAKARTA. Mata uang Negeri Sakura, yen Jepang (JPY), terpapar risiko melemah. Data indeks aktivitas industri tersier alias tertiary industry activity index Jepang, yang jauh dari ekspektasi pasar, bisa menggelindingkan yen.

Para analis pasar valuta semula memprediksi, penurunan indeks tersebut hanya akan terhenti di posisi -0,4%. Namun, realitanya, indeks yang mengukur aktivitas industri Jepang tersebut turun ke posisi -0,8% dibandingkan angka pada bulan sebelumnya, yaitu 0,6%.

Penurunan indeks ini menjadi sentimen negatif bagi kekuatan yen Jepang. Juni Sutikno, analis Phillip Futures, menambahkan, pemangkasan peringkat utang sejumlah negara Eropa oleh Standard and Poor\'s, juga makin mengikis pesona yen.

Yen berisiko melemah jika dipasangkan dengan poundsterling Inggris (GBP). Pasangan GBP/JPY, Selasa (17/1), senilai 117,791, naik tipis 0,1% dari hari sebelumnya.

Namun, jika yen dipasangkan dengan dollar Amerika Serikat (USD), yen masih cenderung menguat terhadap the greenback. Ariston Tjendra, Analis Monex Investindo Futures, memprediksi, sepanjang kuartal I-2012 ini, USD masih kalah kuat dengan yen. Pairing USD/JPY diramal akan berkisar 75,00-79,00. Pasangan tersebut, kemarin tergerus 0,21% ke posisi 76,63.

Bank sentral Jepang diprediksi tetap melonggarkan kebijakan moneter. Pelaku pasar akan memanfaatkan momentum ini untuk mengakumulasi yen. Walhasil, yen memiliki tenaga untuk menanjak.

Sedangkan bila dipasangkan dengan euro (EUR), yen justru keok. Euro yang sempat terhantam sentimen negatif pengguntingan peringkat utang negara-negara Eropa, berpotensi kembali menguat. "Sentimen downgrade tidak lagi membebani euro," kata Kiswoyo Adi Joe, Analis Askap Futures.

Kesepakatan kebijakan fiskal negara-negara Eropa akan menyokong euro, untuk menghadapi yen. Kemarin, EUR/JPY, menguat 0,635% menjadi 97,88.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar