Rabu, 18 Januari 2012

Pasar Antisipasi (Lagi) Potensi Default Yunani

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (18/1) diprediksi konsolidasi. Salah satunya, karena pasar kembali mengantisipasi potensi gagal bayar Yunani.

Analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, potensi konsolidasi rupiah hari ini, salah satunya dipicu oleh hasil lelang obligasi Perancis awal pekan ini yang belum cukup untuk mengubah sentimen negatif di Eropa. Menurutnya, suksesnya lelang obligasi Perancis untuk tenor 12 minggu dan 25 minggu belum bisa menghilangkan kecemasan pasar terhadap kemampuan pendanaan pemerintah di Eropa.

Apalagi, semalam ada lelang obligasi Spanyol dan Yunani. "Karena itu, rupiah cenderung konsolidasi dalam kisaran 9.050-9.150 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Di lain pihak, lanjutnya, investor juga mencemaskan bond swap Yunani dengan para kreditur swasta di mana 50% nilai obligasinya dipangkas. "Batas waktu kesepakatan bond swap itu harus tercapai, semakin dekat," ujarnya.

Pada saat yang sama, Troika kemarin sudah mulai mengunjungi Yunani setelah menegaskan dibutuhkan Yunani harus mencapai kesepakatan bond swap sebelum diloloskannya pencairan bailout berikutnya. "Jika kesepakatan tersebut tidak dicapai, pasar akan mengantisipasi kemungkinan default Yunani pada Maret 2012," ungkap Firman.

Sejauh ini, kata Firman, jika melihat laporan yang berkembang, sangat sulit bagi Yunani untuk mencapai kesepakatan dengan kreditur. Pasalnya, ada perbedaan klausul antara Yunani dengan pihak kreditur.

Perbedaan itu antara lain, kreditur swasta menginginkan tingkat suku bunga sebesar 8% sementara Yunani hanya ingin 2%. Karena itu, kesepakatan tersebut masih dalam tahap negosiasi. "Itulah yang krusial bagi market," ucapnya. "Sulit mengharapkan penguatan rupiah yang berkelanjutan di tengah memburuknya sentimen global."

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (17/1) ditutup menguat 80 poin (0,87%) ke level 9.070/9.100 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar