Rabu, 18 Januari 2012

Transaksi obligasi di pasar sekunder bergairah

JAKARTA. Perdagangan obligasi di pasar sekunder meningkat. Pada data Penerima Laporan Transaksi Efek (PLTE) di Bursa Efek Indonesia (BEI) per 17 Januari 2012, tercatat total volume perdagangan obligasi pemerintah maupun korporasi sebesar Rp 9 triliun. Angka ini melesat 100% dari Rp 4,5 triliun pada hari sebelumnya.

Kenaikan total volume berbarengan dengan kenaikan frekuensi perdagangan sebesar 28,4%. Kemarin, frekuensi perdagangan sebanyak 588 transaksi, naik dari hari sebelumnya yang sebanyak 458 transaksi.

Corporate Secretary Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), Tumpal Sihombing, mengatakan, obligasi pemerintah seri FR0058 menjadi obligasi pemerintah teraktif dengan total volume perdagangan sebesar Rp 2,6 triliun. Obligasi ini bertenor 20 tahun dan berkupon 7,0285%

Sementara Obligasi Berkelanjutan I Antam Tahap I Tahun 2011 Seri B (ANTM01BCN1) dengan yield to maturity (YTM) 8,3285% berkupon 9,05% menjadi seri obligasi korporasi teraktif. Total volume perdagangan obligasi ini sebesar Rp 15 miliar.

Analis Obligasi Mega Capital, Ariawan, bilang, keputusan Bank Indonesia (BI) memperlebar batas bawah simpanan bank di BI deposit facility berhasil mendorong investor, terutama perbankan masuk ke pasar sekunder obligasi.

Sekadar informasi, kemarin (17/1), Rapat Dewan Gubernur Harian BI memutuskan untuk kembali memperlebar batas bawah suku bunga deposit facility (simpanan bank di BI) menjadi 200 basis poin (bps) di bawah BI rate.

Dengan perlebaran batas bawah tersebut, mengurangi pendapatan bunga yang didapat perbankan apabila menyimpan likuiditasnya di BI. Dengan pelebaran batas bawah deposit facility sebesar 200 bps, maka bunga yang didapat perbankan dari BI hanya 4%. Angka ini didapat dari BI Rate sebesar 6% dikurangi 2%.

"Oleh karena itu, daripada menyimpan likuiditas di BI, perbankan lebih memilih menyimpan di pasar obligasi karena yieldnya yang masih unggul daripada bunga BI," ujar Ariawan, Rabu (18/1). Bahkan Ariawan memprediksi, menjelang lelang Surat Utang Negara pada 24 Januari ini, pasar sekunder obligasi masih akan ramai.

Selain dari sentimen domestik, kabar positif juga datang dari data perekonomian China pada kuartal-IV 2011 yang baik. "Pasar tampaknya makin percaya diri untuk bertransaksi di pasar saham maupun pasar obligasi," ujar Tumpak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar