Rabu, 18 Januari 2012

Negara Barat Tak Lagi Aman Risiko Investasi

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Penurunan peringkat kredit utang negara-negara Eropa menunjukkan bahwa berinvestasi di negara maju tidak lebih aman dari negara berkembang.

Beberapa tahun ke depan, para investor harus menganalisa lebih dalam seberapa besar mereka harus 'meminjamkan' dana ke negara Barat sehubungan dengan kondisi ekonomi, demografi, dan terutama kondisi politiknya.

Tekanan fiskal dan politik akan cukup besar dalam jangka panjang, sehingga membuat negara-negara maju kesulitan untuk mencari pendanaan dalam menyelamatkan negara lain atau bank-bank mereka sendiri atau untuk memenuhi kebutuhan dana dari meningkatnya populasi lansia.

"Intinya adalah daya tarik pasar kredit negara-negara maju menurun dan beban pensiun meningkat. Hal ini akan semakin memburuk dalam beberapa dekade ke depan," tutur Kepala Ekonom Renaissance Capital Charles Robertson, seperti dikutip dari CNBC.com, Rabu (18/1).

"Sementara pasar kredit negara berkembang dalam posisi yang jauh lebih sehat dan mayoritas memiliki prospek positif untuk jangka panjang," tambahnya.

Kepercayaan investor akan tumbuh dengan sendirinya, lanjut Robertson, seiring dengan berjalannya proses. Adanya dana pensiun yang berlebih dan investor lain yang mengalokasikan dana untuk membeli surat utang negara berkembang dibanding di pasar negara maju, hal ini akan semakin memacu negara berkembang tumbuh cepat.

Jumat pekan lalu, lembaga pemeringkat Standard & Poor's menurunkan peringkat utang sembilan negara zona euro. Perancis dan Austria turun satu takik (notch)dari triple-A dan Italia turun ke BBB+,level yang sama dengan Kazakhstan.

Portugal diikuti Yunani turun ke status "junk" sama seperti Filipina dan Turki, meski tetap jauh di status Athena CC-, level terburuk dari semua peringkat negara. Namun tindakan ini sudah diramalkan oleh pasar.

Dua lembaga pemeringkat utama lainnya, Fitch dan Moody's, belum mengikuti jejak S&P baik di Amerika Serikat atau banyak negara di Eropa. Namun tidak menutup kemungkinan langkah yang sama akan dilakukannya bila melihat kondisi yang ada.

Kredit rating Turki, berdasar analisa Renaissance Capital, telah naik 4 takik dalam satu dekade terakhir. Sementara kredit rating Spanyol telah jatuh 4 takik, Portugal 9 takik, dan Yunani 15 takik.

Kendati peringkat S&P untuk Portugal dan Turki sama, namun pasar yakin bahwa kondisi tersebut sudah berlalu. Biaya utang Portugak naik lebih dari tiga kali dibanding Turki.

Lalu apakah Turki dapat mempertahankan posisi itu, bagaimanapun sangat tergantung pada situasi politik, khususnya kemampuan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan dalam menjaga defisit selain mempertahankan stabilitas negaranya. Ini jenis penilaian yang bisa mendominasi pasar utang untuk dekade berikutnya.

"Rusia naik tiga takik pada 10 tahun lalu saat Italia sedang turun lima takik," tulis Robertson. "Rusia masih satu tingkat di bawah Italia selama tahun-tahun mendatang, namun dengan utang Rusia yang rendah, kita mengasumsikan peringkat Rusia akan naik di atas Italia."

Namun Fitch tidak memiliki keyakinan yang sama akan rating Rusia. Pada awal pekan ini, Fitch memotong outlook peringkat BBB Rusia dari positif ke stabil sehubungan dengan pertumbuhan yang lemah dan tumbuhnya harga minyak serta peningkatan kekhawatiran politik.

Perdana Menteri Vladimir Putin mungkin telah dipandang sebagai penjamin stabilitas untuk lebih dari satu dekade, tapi saat dia bersiap kembali maju dalam pemilihan presiden tahun ini, kekhawatiran tumbuh dan ia harus lebih memperlihatkan kemampuannya.

Gambaran yang sama juga, berupa meningkatnya kepercayaan pasar, diasumsikan akan terjadi di banyak negara berkembang lain seperti di Afrika Selatan yaitu India, Brasil, Argentina, Kenya, Ukraina, Kazakhstan dan banyak lainnya. Kondisi politik akan sama pentingnya dengan kondisi ekonomi dalam membentuk pasar utang mereka dan menentukan nasib mereka pada beberapa tahun ke depan. Saat ini, keuangan di negara berkembang juga memburuk sebagai imbas krisis utang Eropa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar