Kamis, 09 Juni 2011

OPEC gagal sepakati kenaikan produksi, minyak lanjut reli hari ketiga

OPEC gagal sepakati kenaikan produksi, minyak lanjut reli hari ketiga
SYDNEY. Harga minyak reli untuk hari ketiga di New York, setelah untuk pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir OPEC gagal mencapai kesepakatan mengenai target produksi. Di sisi lain, persediaan minyak mentah AS turun lebih dari konsensus pasar.

Kontrak minyak WTI untuk pengiriman Juli naik 38 sen ke level US$ 101,12 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, dan berada di US$ 101,09 per barel, pada pukul 9.09 waktu Sydney. Sementara, minyak Brent untuk pengiriman Juli naik 0,9%, dan mengakhiri sesi perdagangan pada posisi US$ 117,85 per barel di bursa ICE Futures Europe, kemarin. Ini adalah penyelesaian tertinggi sejak 4 Mei.

Menteri perminyakan Iran sekaligus Presiden OPEC Mohammad Aliabadi menyebut, untuk saat ini akan mempertahankan kuota produksinya. Padahal, pada 7 Juni lalu, sebuah delegasi Teluk mengatakan kelompok ini akan meningkatkan target produksi.

Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali Al-Naimi menuturkan, Arab Saudi sebagai produsen terbesar di OPEC, lalu Kuwait, Qatar, dan Uni Emirat Arab siap memasok lebih banyak minyak ke pasar. Empat negara ini mengusulkan kenaikan 1,5 juta barel per hari, dari kuota saat ini 28,8 juta barel. Namun, Libya, Angola, Ekuador, Aljazair, Iran, dan Venezuela menentang kenaikan produksi.

JPMorgan termasuk Lawrence Eagles menilai, kegagalan OPEC membuat kesepakatan itu menunjukkan beberapa anggota kelompok memiliki keterbatasan dalam kapasitasnya.

Sementara, Departemen Energi AS melaporkan pasokan minyak mentah mengalami penurunan paling tajam sejak Desember lalu. Stok minyak mentah AS turun 4,85 juta barel menjadi 369 juta barel, per pekan lalu. Padahal, analis yang disurvei Bloomberg hanya memprediksi penurunan 1,38 juta barel. Departemen Energi AS menyebut, permintaan minyak dunia akan naik menjadi 89,18 juta barel per hari selama kuartal ketiga.

Direktur riset IAF Advisors Kyle Cooper mengatakan, ada reasi besar terhadap kabar dari OPEC, karena pasar berekspektasi kuota bakal meningkat. "Harga juga naik setelah persediaan minyak jatuh lebih besar dari perkiraan," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar