Kamis, 09 Juni 2011

Sesi II Masih Koreksi, Rekomendasi Buy on Weakness

Headline
INILAH.COM, Jakarta- Koreksi IHSG yang terjadi siang ini dapat berlanjut hingga penutupan. Rekomendasi buy on weakness untuk saham-saham yang sudah mengalami tekanan jual besar.

Pada perdagangan Kamis (9/6) sesi pertama, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 14,13 poin (0,37%) ke level 3.811,68. Demikian juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun 3.54 poin (0,52%) ke 674,26.

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia ini didukung volume transaksi sebesar 2,607 miliar lembar saham, senilai Rp 2,22 triliun dan frekuensi 54.808 kali. Sebanyak 66 saham naik, 147 saham turun, dan 92 saham stagnan.

Koreksi diwarnai keluarnya dana asing dari pasar saham. Asing tercatat melakukan aksi jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp169 miliar. Dimana transaksi jual mencapai Rp736 miliar dan transaksi beli sebesar Rp567 miliar.

Hampir semua sektor melemah, kecuali sektor perkebunan yang naik 0,95% ke level 2.373,92. Sedangkan aneka industri memimpin koreksi sebesar 0,8%, disusul infrastruktur 0,7%, manufaktur dan konsumsi 0,5%, tambang dan properti 0,4%, industri dasar 0,3%, serta sektor finansial dan perdagangan yang melemah 0,2%.

Satrio Utomo analis dari Universal Broker Indonesia mengatakan, IHSG hingga penutupan masih cenderung mixed di kisaran sempit 3.815 -3.850. “Namun, karena kemarin ditutup di bawah level support 3.832, maka kisarannya bisa agak rendah,” katanya kepada INILAH.COM.

Indeks Dow Jones Industrial semalam ditutup negatif. Menurutnya, kalau melihat posisi indeks DJI yang sudah tiga hari berada di bawah suport 12.093, sebenarnya penutupan Wall Street semalam sinyalnya bearish. “Tapi karena koreksinya relatif kecil, dan Dow Futures pagi ini malah naik, dan regional juga masih flat, hari ini rasa-rasanya sentimen dari regional malah cenderung postif,”ujarnya.

Tommy menilai, penentu arah pergerakan IHSG hari ini adalah saham perbankan, terutama Bank Mandiri (BMRI). Ia menilai, emiten ini kemarin ditutup di suport level, meski tekanan jualnya sebenarnya cukup besar. “Alhasil, jika support 6.900-7.000 gagal bertahan, posisi beli sebaiknya hanya dilakukan di kisaran 6450- 6700,” ucapnya.

Demikian juga Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang menarik diakumulasi di level Rp5.600-5.800, kalau tembus level support di 6.200.

Sementara saham TB Bukit Asam (PTBA) dan Indocement (INTP) kemarin tekanan jualnya cukup besar, sehingga Tommy lebih menyarankan investor untuk mencari suport yang bagus untuk beli. “Buy on weakness untuk kedua emiten ini,” katanya.

Untuk saham grup Bakrie, Tommy menyarankan investor bersiap diri menghadapi konsolidasi. Terutama dengan tercapainya target bawah dari Energi Mega Persada (ENRG) di Rp210 dan Dharma Henwa (DEWA) di Rp115, “Kalau mau beli, perhatikan retracement 50% –61.8% dari trend naik yang terakhir,” tutupnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar