Kamis, 09 Juni 2011

Sentimen inflasi kembali mencuat, emas berpeluang naik hari ini

Sentimen inflasi kembali mencuat, emas berpeluang naik hari ini
SEOUL. Hari ini, harga emas berpeluang naik untuk pertama kalinya dalam tiga hari terakhir, setelah harga energi dan pangan melonjak. Hal ini meningkatkan daya tarik logam mulia sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

Emas untuk pengiriman segera sedikit bergeser ke US$ 1.535,90 per ons troy, pada pukul 10.46 di Seoul. Sementara, kontrak emas untuk pengiriman Agustus di New York juga bergeser dengan penurunan tipis 0,18% ke US$ 1.536.

Managing director Commodity Broking Services Pty Jonathan Barrat menyebut, kemungkinan ada beberapa dukungan di balik inflasi makanan dari jagung dan gandum, khususnya lonjakan pada harga jagung. "Orang mungkin akan kembali menilai dari aspek inflasi makanan," ujarnya.

Indeks Thomson Reuters/Jefferies CRB yang memperhitungkan 19 bahan baku telah naik 38% pada tahun lalu, dengan kenaikan harga jagung lebih dari dua kali lipat. Harga biji-bijian yang digunakan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan biofuel, melonjak paling dalam di tiga minggu kemarin.

Sementara, minyak mentah juga diperdagangan diatas US$ 100 per barel di New York, setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak gagal mencapai kesepakatan mengenai target produksi, serta turunnya cadangan minyak mentah AS.

Bank sentral Eropa (ECB) bertemu hari ini, dan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di level 1,25%. Hasil survei Bloomberg memprediksi, bank sentral mungkin akan menaikkan biaya pinjaman sebesar 25 basis poin, pada bulan Juli.

"Pertemuan ECB hari ini dan dampaknya terhadap suku bunga akan sangat diperhatikan. Kami berekspektasi kenaikan lebih lanjut untuk emas dan logam platina," prediksi Stefan Graber, analis Credit Suisse Group AG, hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar