Senin, 03 Oktober 2011

Bailout Yunani Pendongkrak IHSG Pekan Ini

INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG pekan ini diprediksi menguat. Troika yang bakal mengumumkan persetujuan bailout Yunani awal pekan ini jadi katalisnya. Tapi, karena harus dicerna, strategi trading dinilai lebih cocok.

Pada perdagangan Jumat (30/9), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat tipis 11,854 poin (0,33%) ke level 3.549,032, dengan intraday tertinggi di 3.579,66 dan terendah di 3.523,75. Demikian pula indeks saham unggulan indeks saham unggulan LQ45 yang naik 1,822 poin (0,29%) ke level 622,636.

Analis Riset Reliance Securities Gina Novrina Nasution memperkirakan, IHSG melanjutkan penguatan dalam sepekan ke depan. “Indeks akan bergerak dalam kisaran support 3.385 dan resistance 3.760. Artinya, indeks berpeluang tembus level psikologis 3.700," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Penguatan indeks pekan ini, menurutnya, terutama dipicu oleh faktor Troika yang akan mengumukan persetujuannya untuk bailout Yunani, pada Senin (3/10) ini. Troika merupakan delegasi yang terdiri Komisi Uni Eropa, European Central Bank (ECB) dan International Monetary Fund (IMF).

Sejauh ini, lanjut Gina, berdasarkan hasil investigasi dua hari, pada Kamis (29/9) dan Jumat (30/9) pekan lalu, di atas 50% anggota delegasi sudah menyetujui bailout tersebut. Sebanyak 243 anggota delegasi sudah menyetujuinya. "Tinggal 83 anggota yang masih membutuhkan negosiasi untuk setuju," ungkap dia.

Semua itu, Gina menegaskan, merupakan sentiment positif bagi market. Sebab, laporan pada Senin (3/9) malam WIB itu, merupakan laporan final apakah Yunani layak di-bailout atau tidak. "Hari Selasa (4/9) market Indonesia bakal merespon positif," paparnya.

Tapi, dia menegaskan, pada awal pekan pun, jelang penutupan sesi dua, IHSG berpeluang merespon positif.
Sebab, pada sesi dua indeks saham domestik, bursa Eropa sudah dibuka. "Lalu, pada sesi pagi, China dan Jepang juga bakal mengumumkan apakah akan membeli obligasi Yunani atau tidak," ungkap Gina.

Memang, Gina menggarisbawahi, secara teknikal, indeks berada dalam bearish trend. Tapi, untuk sepekan ke depan, indeks berpeluang menguat terlebih dahulu. "Karena itu, dalam situasi ini, indeks lebih cocok untuk trading jangka pendek dibandingkan beli untuk jangka menengah," timpal dia.

Sebab ke depannya, menurut Gina, dari keputusan Troika untuk membailout Yunani pada 3 Oktober ini, harus dicermati dan dicerna oleh pasar dalam sebulan ke depan. Pasar akan menguji apakah keputusan untuk Yunani merupakan yang terbaik. “Ditakutkan, keputusan tersebut hanya menunda default saja,” timpalnya.

Gina menilai, jika peneyelesainnya utang Yunani bersifat sementara alias tidak permanen, peluang default ke depannya tetap terbuka lebar. "Pasar juga masih khawatir, setelah Yunani default akan merembet ke negara Eropa yang lain," paparnya.

Dalam situasi ini, dia merekomendasikan positif untuk trading pada saham-saham yang potensial naik seperti PT Astra Internasional (ASII), PT United Tractor (UNTR), PT Indo Tambang Raya (ITMG), PT Bukit Asam (PTBA), PT Timah (TINS), PT International Nickel Indonesia (INCO) dan PT Bank Negara Indoensia (BBNI).

Dia juga merekomendasikan saham terbitan PT Bank Mandiri (BMRI) dengan target Rp7.100 dalam sepekan ke depan,PT Harum Energy (HRUM) dengan target Rp7.800, PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) dengan target Rp3.000, PT Jasa Marga (JSMR) dengan target Rp4.250, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dengan target Rp6.450 dan PT Bank Danamon (BDMN) dengan target Rp5.100.

Ia merekomendasikan trading buy saham-saham tersebut. "Main jangka pendek. Sebab, pasar masih harus mencerna penyelesaian krisis utang Yunani," katanya Gina dengan nada tegas.

Dihubungi terpisah, Analis Panin Securities Purwoko Sartono mengatakan, secara teknikal, IHSG tampak masih dalam tekanan jual sepekan ke depan karena negatifnya faktor eksternal. "Pasar masih was-was menantikan kepastian bailout Yunani," imbuh dia.

Memang dia mengakui, penguatan indeks dalam empat hari terakhir pekan lalu, karena tekanan dari Eropa berkurang. Sebab, Jerman mem-voting ratifikasi kapasitas dana The European Financial Stability Facility (EFSF) senilai 440 miliar euro untuk membantu penyelesaikan krisis kawasan itu.

Di sisi lain, pelaku pasar sudah mulai melakukan selective buying sejak awal pekan karena pekan sebelumnya indeks domestik rontok hingga 8,8% dalam sehari Kamis (22/9). "Tapi, secara umum, kenaikan pekan lalu lebih karena faktor technical rebound. Sebab, tidak ada faktor fundamental yang mempengaruhi trading," ucap Purwoko.

Karena itu, lanjutnya, dilihat dari pola trading, kalaupun indek menguat pekan ini akan tertahan. Apalagi, penutupan pekan lalu, membentuk Bearish Doji Star Candlestick yang menandakan tertahannya penguatan. "Dalam sepekan ke depan, indeks akan volatile meski ada peluang untuk cenderung menguat," tuturnya.

Kecenderungan penguatan IHSG, bisa saja dipicu oleh antisipasi pasar atas laporan keuangan untuk kuartal III-2011. Pada saat yang sama, inflasi September yang dirilis awal pekan ini sudah diperkirakan terkendali bahkan melandai. "Sebab, perekonomian global juga melunak," ucapnya.

Tapi, dia mengingatkan, sentiment external yang membuat market volatile akibat berita-berita negatif yang masih jadi ancaman. "Sebab, pasar juga masih menantikan hasil investigasi kelayakan bailout Yunani," ujarnya.

Karena itu, untuk awal pekan, dia memperkirakan, indeks akan melemah terlebih dahulu. Sebab, kenaikan indeks dalam empat hari terakhir di pekan lalu, dari 3.300 ke 3.550-an juga sudah cukup tinggi. "Memang, dibandingkan angka penurunan sebelumnya masih jauh," ucapnya.

Tapi, di tengah situasi market yang belum kondusif, pelaku pasar cenderung profit taking terlebih dahulu. Dalam sepekan ke depan, support indeks berada di 3.360 dan 3.650 sebagai level resistance-nya.

Secara sektoral, Purwoko merekomendasikan positif saham-saham di sektor perbankan, industri dasar semen dan saham-saham pertambangan yang sudah turun cukup dalam. Menurutnya, jika IHSG lepas dari tekanan jual, potensi penguatan saham-saham tambang sangat besar. "Saya rekomendasikan buy on weakness saham pada ketiga sektor itu," imbuh Purwoko.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar