Senin, 03 Oktober 2011

Publik China: Eropa Lambat Atasi Krisis

Headline
INILAH.COM, Beijing - Seperempat dari cadangan devisa China senilai US$3,2 triliun dalam bentuk euro. Publik China mulai khawatir dengan keamanan aset euro tersebut.

Pemerintah China sampai saat ini masih yakin euro dan Uni Eropa akan berhasil mengatasi krisis utang. China tetap bersedia berinvestasi di Eropa walaupun menunggu krisis dapat teratasi terlebih dahulu.

Beberapa media besar China mulai menurunkan tulisan tentang kejengkelannya terhadap Uni Eropa yang dinilai lamban mengatasi krisis. "Negara-negara Eropa harus bertindak tegas untuk menyelesaikan krisis utang atau berisiko negara anggota harus keluar dari mata uang tunggal," komentar Harian People's Daily, koran resmi Partai Komunis China, kemarin yang dikutip dari yahoofinance.com .

Salah satu yang menjadi sumbernya adalah Qin Hongm ahli studi internasional. Menurutnya, jika Eropa tetap membuang-buang waktu maka situasinya akan memburuk lagi. Pihak luar pun tidak akan berani dengan cepat memberi bantuan.

"Zona Eropa mungkin akan benar-benar hancur. Tanpa diragukan lagi, ini akan menjadi bencana besar bagi Eropa dan dunia," katanya.

Sumber lain mengatakan Eropa sedang barada dalam titik penting dalam sejarah. Mereka harus menunjukkan sikap bijaksana dan keberanian besar untuk mengambil tindakan.

Sumber lain menyarankan kalau saja Uni Eropa dapat mendirikan Fiscal Union maka mungkin masih bsia mengubah nasib. Jika terlambat mengambil tindakan maka beberapa anggotanya mungkin terpaksa akan keluar.

Harian People's Daily menilai terjadi perbedaan mendasat antara ekonomi di kawasan Selatan dan Utara. Jadi berbagai solusi ternyata sulit untuk diterapkan dalam mengatasi krisis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar