Senin, 03 Oktober 2011

Pasar tunggu data ekspor, rupiah tergerus 1,6%

Pasar tunggu data ekspor, rupiah tergerus 1,6%
JAKARTA. Rupiah melemah untuk pertama kali dalam lima hari terakhir. Otot rupiah tergerus sebelum pemerintah melaporkan data kinerja perdagangan. Pasalnya, pertumbuhan ekspor Indonesia pada Agustus lalu diperkirakan melambat.

Apalagi, kecemasan terhadap krisis utang Eropa mendongkrak permintaan terhadap dollar AS. Data Bloomberg menunjukkan, rupiah melemah 1,6% ke level 8.928 pada pukul 10.03 WIB. Padahal, dalam empat hari sebelumnya, mata uang Garuda ini telah menguat 3,1%.

Ekonom yang disurvei Bloomberg memprediksi, ekspor Indonesia pada Agustus naik 28,4% dibanding periode yang sama tahun lalu. Ini pertumbuhan terendah dalam lima bulan terakhir di 2011.

Sementara itu, dari kawasan Eropa, kekhawatiran terhadap krisis utang masih melemahkan sentimen di pasar. Hari ini, pejabat Eropa berkumpul di Luksemburg untuk membahas upaya melindungi perbankan dari krisis utang, dan mempertimbangkan sokongan lebih lanjut untuk dana penyelamatan di kawasan Eropa.

Kemarin, pemerintah Yunani menyetujui langkah penghematan sebagai syarat untuk mendapatkan dana talangan lebih lanjut. Dollar AS pun tercatat menguat terhadap mayoritas mata uang utama dunia, karena pasar lebih memilih untuk memegang mata uang safe haven.

Analis PT Bank Mandiri Reny Eka Putri memperkirakan, rupiah dan pasar saham kemungkinan akan melanjutkan tren bearish karena volatilitas yang dipicu oleh krisis utang Eropa dan lemahnya data ekonomi AS. "Kami mengekspektasikan BI akan menjaga rupiah di kisaran 8.700 - 8.800," ungkapnya, hari ini, di Jakarta.

Adapun, kepemilikan asing di surat utang pemerintah berbasis rupiah hingga 26 September lalu tercatat sekitar Rp 222,8 triliun, lebih rendah 10% dibandingkan awal September.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar