Rabu, 05 Oktober 2011

Data Australia dan Inggris Bakal Perlemah Rupiah

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta, Rabu (5/10) diprediksi melemah. Negatifnya ekspektasi penjualan ritel Australia dan sektor jasa Inggris jadi pemicunya.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir memperkirakan, rupiah akan bergerak konsolidasi dengan kecenderungan melemah. Tapi, menurutnya, intervensi dari Bank Indonesia tetap bakal menopang rupiah agar tidak melemah terlalu jauh.

Menurutnya, pelemahan rupiah hari ini salah satunya dipicu oleh data penjualan ritel Australia yang dirilis Rabu (5/10) ini pukul 7.30 WIB. Angkanya sudah diperkirakan turun jadi 0,3% dari sebelumnya 0,5%. "Karena itu, rupiah tertekan dan akan bergerak dalam kisaran 8.850-9.000 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Di sisi lain, lanjutnya, indeks sektor jasa Inggris yang tidak begitu positif juga bakal jadi tekanan bagi mata uang RI ini. Data ini akan dirilis pukul 15.30 WIB hari ini. "Indeks sektor jasa Inggris diperkirakan turun jadi 50,5 dari sebelumnya 51,1," ucapnya.

Itulah, menurut Firman, faktor-faktor yang bakal mendorong pelemahan rupiah. "Tapi, rupiah pada akhirnya akan konsolidasi karena faktor intervensi dari Bank Indonesia," imbuh Firman.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (4/10) ditutup stagnan di level 8.890 per dolar AS setelah mencapai level terlemahnya 8.955.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar