Rabu, 05 Oktober 2011

Saham Unggulan 'Undervalue' Bisa Jadi Pilihan

INILAH.COM, Jakarta- Bursa saham domestik Rabu (5/10) masih akan terkoreksi. Namun, beberapa saham unggulan bisa menjadi pilihan, terutama yang harganya sudah undevalue.

Pengamat pasar modal Ahmad Nurcahyadi mengatakan, koreksi market Indonesia belum terlalu banyak ketimbang market lain. Hal ini mengindikasikan adanya risiko koreksi lebih lanjut, dengan reaksi jual dilakukan lebih cepat sebelum Januari.

“Jika koreksi semakin dalam, akan lebih volatile untuk reboundlagi di 2012, apalagi emiten Indonesia sudah mulai terkena dampak perlambatan ekonomi dunia,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Investor ritel disarankan tidak mengikuti mood investor asing yang terus melempar sentimen negatif ke pasar. Menurutnya, meskipun posisi broker asing masih net sell, tapi bukan dalam jumlah yang besar, “Sehingga capital outflow masih bisa dikatakan minim,” katanya.

Dalam situasi ini, investor sebaiknya wait and see serta mulai melakukan pembelian beberapa saham big cap, terutama yang harga sahamnya sudah tidak lagi mencerminkan pertumbuhan EPS atau undervalue.
“Namun pembelian saham ini hanya untuk kepentingan jangka pendek, mengingat di kuartal empat, IHSG mulai akan mengalami penurunan,” ucapnya.

Ahmad menuturkan, pembelian saham-saham big cap ini sebaiknya menunggu beberapa hari sebelum laporan kinerja kuartal tiga keluar. Beberapa saham pilihannya adalah Astra International (ASII), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Kalbe Farma (KLBF), Tempo Scan Pasific (TSPC) dan Mitra Rajasa (MIRA), “Rekomendasi beli untuk emiten-emiten ini,” katanya.

Pada perdagangan Selasa (4/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 79,26 poin (2,37%) ke level 3.269,45, dengan intraday terendah di 3.256 dan tertinggi di 3.352. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 4,496 miliar lembar saham, senilai Rp 4,606 triliun dan frekuensi 134.904 kali.

Sebanyak 42 saham naik, sisanya 205 saham turun, dan 54 saham stagnan. Asing mendukung koreksi bursa, dengan mencatatkan nilai transaksi kual bersih (net foreign sell) sebesar Rp459 miliar. Rinciannya adalah transaksi jual sebesar Rp1,927 triliun dan transaksi beli mencapai Rp1,467 triliun. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar