Selasa, 04 Oktober 2011

Inilah Strategi 'Trading' Saham Siap Rebound

Terendah 2011,IHSG Sesi I Ditutup Anjlok Hampir 2%
INILAH.COM, Jakarta – Saham-saham yang turun tajam dan berfundamental kuat direkomendasikan positif di tengah situasi market yang tak pasti. Saham dalam kategori ini berpeluang rebound. Inilah strateginya.

Kepala Riset Valbury Asia Securities Alfiansyah mengatakan, di tengah situasi market yang tidak pasti, investor jangka pendek (trader) direkomendasikan meliriksaham-saham yang sudah turun tajam tapi berfundamental kuat. “Sebab, saat market pulih, saham-saham tersebut berpeluang lebih cepat rebound dibandingkan saham-saham lain,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (4/10).

Alfiansyah, merekomendasikan investor masuk pada saham-saham dalam kategori itu jika level-level support-nya cukup tangguh. “Tapi, waspada jika support-nya yang justru ditembus ke bawah, trader harus segera melakukan stop loss untuk menghindari kerugian yang labih dalam. Sebab, saham-saham itu bisa melemah lebih jauh,” ujarnya.

Di sektor perbankan, dia menyarankan untuk mencermati saham PT Bank Mandiri (BMRI) jika bertahan di level support Rp5.600. Menurutnya, jika level ini cukup kuat, ada peluang penguatan.

Tapi, Alfiansyah mewanti-wanti, pasar harus hati-hati jika level tersebut justru ditembus ke bawah. Jika ini yang terjadi, ada peluang pelemahan lebih lanjut ke level Rp5.150. “Karena itu, segera lakukan stop loss di level Rp5.500,” ujarnya. “Buy back di level Rp5.150!”

Pada perdagangan Selasa (4/10) pukul 13.50 WIB saham BMRI ditransaksikan melemah Rp50 (0,86%) ke level Rp5.700. Begitu juga dengan saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Jika level support 5.150 bertahan kuat pasar bisa masuk.

Hanya saja, investor disarankanwait and see dulu jika tembus ke bawah dengan level stop loss di level Rp5.100. Sebab, untuk jangka pendek, berpeluang terkoreksi ke level Rp4.700. Pada perdagangan Selasa (4/10) pukul 13.50 WIB saham BBRI ditransaksikan menguat Rp50 (0,94%) ke level Rp5.350,

Sementara saham PT Astra Internasional (ASII), lanjutnya,bisa dibeli jika level support 57.450. Tapi, jika tembus ke bawah, segera cut loss di level Rp57.300 karena bisa melemah ke level Rp53.200. Pada perdagangan Selasa (4/10) pukul 13.50 WIB, saham ASII ditransaksikan menguat Rp600 (1,01%) ke level Rp59.550.

Hal serupa berlaku untuk PT United Tractor (UNTR). Jika support Rp19.750 cukup kuat, ada potensi penguatan ke Rp20.900 dalam jangka pendek. Sebaliknya, jika tembus ke bawah, berpeluang melemah ke level Rp18.500. Karena itu, lakukan stop loss pada UNTR di level Rp19.650. Pada perdagangan Selasa (4/10) pukul 13.50 WIB, saham UNTR ditransaksikan menguat Rp150 (0,74%) ke level Rp20.300.

PT Indofood Sukses Makmur (INDF) menarik jika support 4.825 cukup tangguh. Sebaliknya, jika tembus ke bawah, saham sektor konsumsi ini bisa melemah ke level Rp4.700. Karena itu, stop loss di level Rp4.800. Pada perdagangan Selasa (4/10) pukul 13.50 WIB, saham INDF ditransaksikan melemah Rp100 (2,05%) ke level Rp4.775.

Begitu juga dengan anak usahanya PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP). Alfiansyah menyarankan masuk jika support Rp4.700 cukup kuat. Sebaliknya, jika melemah, harus segera cut loss di level Rp4.675. Sebab, secara teknikal, untuk jangka pendek bisa melemah ke level Rp3.800. Pada perdagangan Selasa (4/10) pukul 13.50 WIB, saham ICBP ditransaksikan naik Rp50 (1,05%) ke level Rp4.800.

Di sektor perkebunan dia merekomendasikan saham PT London Sumatera Plantation (LSIP). Rekomendasinya, beli jika support Rp1.750 cukup tangguh. Jika tidak, trader harus segera stop loss di level Rp1.700. “Sebab, jika itu yang terjadi, saham ini bisa melemah ke level Rp1.560,” imbuhnya. Pada perdagangan Selasa (4/10) pukul 13.50 WIB, saham LSIP turun Rp40 (2,19%) ke level Rp1.780 per saham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar