Selasa, 04 Oktober 2011

Saham Konsumsi Bisa Diakumulasi

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham domestik pada Selasa (4/10) masih akan tertekan. Namun, saham konsumsi masih menarik untuk diakumulasi.

Isfan Helmi, analis dari Waterfront Securities mengatakan, profit taking karena sentimen eksternal masih akan berlanjut dalam jangka pendek, “Hal ini berpotensi menekan IHSG hingga di bawah level support 3400,”ujarnya kepada INILAH.COM.

Menurutnya, volatilitilas perdagangan harian di bursa Indonesia lebih tinggi dibanding bursa Asia lainnya. Setelah rebound pada April 2009, kenaikan IHSG jauh di atas bursa Asia lainnya. “Sehingga saat reversal, market bearish berlangsung dengan cepat,” katanya.

Beberapa hal yang mempengaruhi tingginya volatilitas bursa Indonesai, karena valuasi harga saham yang premium dibanding harga saham bursa lain. Terlihat dari PER IHSG sebesar 12-13 kali, sementara Hangseng 8 kali dan Kospi 11,5 kali.

Selain itu pasar saham Indonesia juga relatif tipis, terkait total nilai transaksi dan volume perdagangan. “Ini berarti, jika terjadi tekanan jual atau beli sedikit saja, akan langsung mempengaruhi indeks komposit.”

Isfan menuturkan, aksi jual yang dilakukan investor awal pekan ini lebih banyak dilakukan short term trader. Namun, belum terjadi kepanikan jual di pasar obligasi, karena yield SUN Indonesia tenor panjang masih mengalami penurunan.

Panik jual yang dilakukan investor jangka pendek, dipicu kemungkinan default Yunani, akibat tidak bisa memenuhi target defisit, sehingga diperkirakan Yunani akan sulit untuk menerima program bailout Eropa.

Adapun sentimen positif inflasi dalamnegeri yang melandai, tidak banyak membantu. Justru investor mengkhawatirkan inflasi rendah September ini bisa mendorong BI menurunkan suku bunga, “Ini yang memicu aksi jual saham bank oleh sejumlah investor besar,” katanya.

Di tengah situasi ini, investor disarankan tidak dalam posisi long dan hold, karena bottom belum terlihat. Menurutnya, setelah menyentuh 3.217, level terendah 2011, belum ada konfirmasi itu adalah bottom IHSG. “Investor sebaiknya trading di saham-saham defensif yang relatif kuat terhadap volatilitas indeks,” ucapnya.

Pilihan untuk trading adalah Gudang Garam (GGRM). Sedangkan Unilever (UNVR), investor bisa terapkan beli di harga rendah.

Pada perdagangan Senin (3/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 200,324 poin (5,65%) ke level 3.348,708, dengan intraday terendah di 3.329,87 dan tertinggi di 3.548,11. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 4,517 miliar lembar saham, senilai Rp 4,028 triliun dan frekuensi 118.364 kali.

Sebanyak 5 saham naik, sisanya 279 saham turun, dan 22 saham stagnan. Keluarnya dana asing mengkontribusi pelemahan IHSG, dimana nilai transaksi jual bersih (net foreign sell) mencapai Rp541 miliar. Rinciannya adalah transaksi jual sebesar Rp1,777 triliun dan transaksi beli mencapai Rp1,236 triliun. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar