Selasa, 04 Oktober 2011

Longsor di Bursa Saham Belum Usai

Longsor di Bursa Saham Belum Usai
INILAH.COM, Jakarta - Tingginya gunung bisa didaki, dalamnya lautan dapat diselami, tetapi tak seorang pun bisa menebak dengan tepat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Apalagi dalam situasi yang sedang dirundung krisis seperti sekarang. Lantaran tebalnya hawa ketidakpastian, ramalan yang dilontarkan para analis di pasar pun menjadi sering melenceng jauh. Malah terjadi sebaliknya.

Pekan lalu misalnya, para analis dan pelaku pasar masih optimistis bahwa pelemahan di pasar modal hanya bersifat sementara. Soalnya, selama empat hari berturut-turut indeks menunjukan penguatan walaupun kecil.

Tapi tidak demikian dengan yang terjadi pada Senin (3/10) ini, aksi jual besar-besar membuat indeks turun 5,64% ke level 3.348,71. Pelepasan saham juga terjadi di hampir semua pasar modal. Akibatnya, Senin (3/10) Hang Seng Indeks (HSI) mencatat pelemahan 4,38%, TWII (Taiwan) longsor hingga 2,93%, dan KLSE (Kualumpur) turun 1,41%.

Awal pekan yang begitu buruk, memang. Wajar jika pelaku pasar memperkirakan, pekan ini bursa akan melanjutkan pelemahannya. Itu disebakan masih kentalnya rasa khawatir para pemodal terhadap krisis di Amerika dan Eropa.

Bahkan mereka memprediksikan, penurunan indeks ini akan berlangsung hingga akhir tahun. Selain laporan kinerja emiten di triwulan III, “Hampir tak ada lagi sentimen positif yang bisa mengipas bursa,” kata seorang analis dari Kresna Securities.

Awan gelap juga tampak pada teropong seorang analis Danareksa. Ia meyakini, indeks masih akan melemah. Apalagi belum ada tanda-tanda penyelesaian krisis utang sejumlah negara di Eropa. Makanya, ia menyarankan investor (dalam jangka pendek dan menengah) untuk menjauhi pasar modal.

Tetapi untuk investor jangka panjang, si analis menunjukan sejumlah saham unggulan untuk dikoleksi. Seperti efek PT Bank Central Asia (BBCA), PT Telkom (TLKM), PT Bank Rakyat Indonesia (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Aneka Tambang (ANTM). “Tetapi tetap selektif,” katanya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar