Rabu, 11 Mei 2011

Optimisme UNTR meski terkendala pasokan

Optimisme UNTR meski terkendala pasokan
JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) melewati kuartal pertama tahun ini dengan kinerja memuaskan. Dibandingkan dengan hasil di kuartal pertama tahun lalu, pendapatan bersih emiten itu tumbuh 45,1% menjadi Rp 12,65 triliun. Sedang laba bersih naik 43,3% menjadi Rp 1,30 triliun.

Lebih dari separuh pendapatan anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) tersebut berasal dari unit usaha alat-alat konstruksi. Sampai Maret, UNTR menjual 2.207 unit alat berat merek Komatsu, atau naik 81% dari periode yang sama tahun lalu.

Komatsu menguasai 54% pangsa pasar alat berat di Indonesia. Target penjualan tahun ini sebanyak 7.000 unit.

Analis Indo Premier Securities Chichen T. N. dan analis Danareksa Sekuritas Peter P. Sutedja ragu, target tersebut dapat dicapai. Alasannya, pabrik Komatsu di Jepang belum sepenuhnya pulih sejak dilanda gempa sehingga dikhawatirkan ada kekurangan pasokan. Prediksi Chichen dan Peter, penjualan UNTR tahun ini hanya 5.800 unit.

Namun, pasokan sepertinya tidak akan menjadi kendala jika rencana Komatsu merelokasi seluruh produksinya ke Indonesia benar terealisasi. UNTR bisa terbebas dari ketergantungan pasokan.

"Berkaca dari kuartal pertama, potensi penjualan alat berat masih bisa naik terus asal persediaannya ada," kata Budi Rustanto, Analis Valbury Asia Securities, Selasa (10/5). Budi menghitung, relokasi bisa menambah penjualan alat berat UNTR 10%-15%.

Akuisisi tambang baru

Di samping itu, UNTR tengah menyiapkan akuisisi perusahaan tambang batubara. Konsesi yang dibidik adalah tambang batubara di Kalimantan Tengah.

Budi menilai, kontribusi unit usaha pertambangan terhadap pendapatan UNTR sebenarnya tidak terlalu besar, hanya 10,5% di kuartal pertama tahun ini. UNTR melalui anak usahanya, PT Pama Persada (Pama) menjalankan dua konsesi tambang dengan total volume penjualan mencapai sekitar 1 juta ton di kuartal pertama atau naik 35% secara year-on-year.

Budi memprediksi, kontribusi unit usaha pertambangan tahun ini relatif datar, sebesar 10%-15%. "Pengaruh akuisisi tambang baru terasa dua-tiga tahun lagi," kata Budi.

Dia menilai strategi pendanaan melalui rights issue merupakan strategi yang tepat, sebab perusahaan punya tingkat utang yang sehat dan fleksibel untuk berekspansi.

Berdasarkan proyeksi Budi, pendapatan UNTR bisa naik menjadi Rp 44,06 triliun tahun ini, dan laba bersihnya naik menjadi Rp 4,85 triliun. Rasio price to earning (PE) diprediksi 17,1 kali.

Chichen meramal, volume batubara Pama tahun ini bisa meningkat menjadi 4,5 juta ton dari 3,7 juta ton tahun lalu. Pendapatan dan laba bersih UNTR tahun ini bisa naik menjadi Rp 42,30 triliun dan Rp 4,19 triliun. Target harga yang ia patok mencerminkan rasio PE 22,3 kali dan rasio EV/EBITDA 11,1 kali.

Proyeksi pendapatan dan laba bersih Peter Rp 41,99 triliun dan Rp 4,82 triliun, dengan rasio PE tahun 2011 dan 2012 16,9 kali-13,8 kali.

Merujuk ke prospek UNTR, Chichen dan Budi kompak memberi rekomendasi buy dengan target harga Rp 26.000. Rekomendasi Peter hold dengan target Rp 24.500. UNTR, kemarin, turun 0,67% menuju Rp 22.300 per saham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar