Rabu, 11 Mei 2011

Salim Ivomas dan Buana Listya siap masuk bursa

JAKARTA. Tak lama lagi, Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kedatangan wajah-wajah baru. Dua di antara rombongan emiten baru itu adalah PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP). Saham anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) ini mulai diperdagangkan di bursa pada 9 Juni 2011 nanti.

Salim Ivomas sudah menetapkan harga perdana sahamnya berkisar Rp 1.060-Rp 1.700 per saham. SIMP akan menawarkan 3,16 miliar saham, atau setara 20% dari total saham perseroan ini. Artinya, dari proses initial public offering (IPO) ini, SIMP bisa menjaring dana segar Rp 5,3 triliun.

Analis menilai harga saham perdana perusahaan yang memproduksi minyak goreng Bimoli ini sebenarnya cukup tinggi. Iman Rachman, Direktur Investment Banking Mandiri Sekuritas menuturkan harga perdana tersebut mencerminkan price to earning (PE) 10 kali-16 kali.

Padahal PE industri untuk sektor yang sama hanya 13 kali. "Jaraknya memang dibuat lebar, karena perusahaan memiliki bisnis dari hulu ke hilir untuk kelapa sawit," jelas Iman di Jakarta, Selasa (10/5).

Viviet S. Putri, Analis Riset Senior Anugerah Securindo Indah, menuturkan harga yang dipatok Ivomas termasuk mahal. Karena itu, ia memperkirakan harga perdana SIMP akan berada di kisaran tengah, sesuai dengan PE industri.

Salim Ivomas berencana menggunakan 50% dana hasil IPO untuk membiayai divisi perkebunan. Dana tersebut antara lain akan digunakan untuk program penanaman baru dan pemeliharaan tanaman serta pembangunan fasilitas pengolahan plus sarana dan prasarana.

Selain itu, perusahaan ini mengalokasikan 10% dana IPO untuk membiayai divisi minyak dan lemak nabati. Dana ini terutama akan digunakan untuk penambahan fasilitas produksi dan pembelian kapal.

Sisa dana IPO akan digunakan membayar utang ke perbankan. Wakil Presiden Direktur SIMP Paulus Moleonoto menyatakan utang bank yang akan dilunasi US$ 200 juta. "Itu utang saat mengakuisisi LSIP, kami dapatnya dari perbankan lokal dan asing," ujar dia.

Ivomas menganggarkan belanja modal Rp 2,2 triliun tahun ini. Sebagian besar belanja modal akan dialokasikan dari dana IPO.

Mendapat efektif

Sebelum SIMP masuk ke bursa, PT Buana Listya Tama Tbk (BULL) lebih dahulu mencatatkan sahamnya di BEI. Perusahaan perkapalan ini menargetkan sahamnya bisa mulai diperdagangkan 23 Mei nanti.

Kemarin, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) sudah memberi pernyataan efektif pada perusahaan pelayaran ini. "Kami segera melaksanakan proses masa penawaran umum saham perdana pada seluruh calon investor dan masyarakat umum," ungkap Vicky Ganda Saputra, Direktur Eksekutif Danatama Makmur, penjamin pelaksana IPO BULL.

Dari IPO ini BULL akan memperoleh dana segar sekitar US$ 120 juta plus sekitar US$ 66 juta dari penerbitan waran. Dana tersebut akan dialokasikan untuk mengembangkan bisnis FSO/FPSO dan jasa logistik energi lainnya. Saat ini anak usaha PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) ini sudah memiliki dua kapal FSO/FPSO.

BULL juga memiliki tiga kapal tanker minyak yang bisa dikonversi menjadi FSO/FPSO. Ketiga kapal tersebut sudah berbendera Indonesia, sehingga sesuai dengan prinsis asas cabotage.

Henrianto Kuswendi, Presiden Direktur BULL menyatakan, perusahaan yang dipimpinnya akan masuk ke bisnis logistik batubara. Pada Desember 2010, BULL sudah menandatangani kontrak dengan PT Baturona Adimulya untuk penyediaan terminal terapung batubara (floating offshore coal terminal and storage).

BULL menetapkan harga saham perdana Rp 155. Harga itu mencerminkan PE sebesar 9,15 kali. Harga ini termasuk murah bila dibandingkan dengan PE perusahaan sejenis di tingkat global. Rata-rata PE perusahaan sejenis berkisar 16,6 kali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar