Rabu, 11 Mei 2011

BPS: Kenaikan Pertamax Dorong Inflasi Mei

Jakarta - Kenaikan harga bensin jenis pertamax menjadi Rp 9.050/liter awal bulan ini berpotensi mendorong inflasi. Belum lagi harga beras telah berhenti turun.

"Minggu ini harga beras cenderung bertahan, mulai berhenti penurunannya tapi juga belum naik," ujarnya saat ditemui usai rapat Ketahanan Pangan di Kantor Menko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (11/5/2011).

Selain itu, Rusman menyatakan diperkirakan masih ada potensi inflasi dari harga emas dan perhiasan yang pada beberapa waktu ini mengalami kenaikan. Begitu juga dengan kenaikan harga pertamax yang terjadi mulai 1 Mei ini menjadi Rp 9.000.

"Kalau ada pengaruhnya sedikit, kemudian juga ada pertamax yang 1 Mei kemarin naik dari Rp 8.600 menjadi Rp 9.050, walaupun bobotnya tidak terlalu besar tapi itu akan memberikan sumbangan pada inflasi yang memang kecil," jelasnya.

Namun, Rusman menyatakan potensi deflasi masih bisa terjadi mengingat harga pangan lainnya masih mengalami penurunan.

"Tapi komoditas lain minggu kedua ini masih meluncur ke bawah. Semua masih turun, trennya turun, cabai merah sekarang pada level Rp 15 ribu, itu turun, masih mengalami penurunan kalau cabai merah itu 15%, cabai rawit masih turun, bawang merah masih turun, gula pasir masih turun, cuma beras yang mulai berhenti penurunannya," jelasnya.

Dengan demikian, Rusman menyatakan potensi deflasi dan inflasi potensinya masih 50:50.

"Sehingga kalau pertanyaannya kembali ke inflasi ini akan ada inflasi atau deflasi, saya akan mengatakan 50:50 sekarang ini. Kalaupun ada deflasi itu bisa terjadi, kalau ada inflasi barangkali akan kecil. Jadi peluang deflasi masih bisa terjadi, tapi kalau bulan April peluang deflasinya kuat sekali kalau sekarang mulai, tapi nggak ada inflasi yang mengejutkanlah di bulan Mei ini," tegasnya.

Untuk menjaga inflasi ini, Rusman menyatakan Bulog untuk berupaya memperkuat cadangan beras dan menyalurkan beras sehingga tidak terjadi tekanan inflasi karena harga beras.

"Kita bicarakan secara serius untuk memperkuat cadangan, Bulog harus all out," tandasnya.

(nia/dnl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar