Selasa, 10 Mei 2011

Potential Upside HRUM ke Level Rp11.000

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Laju saham HRUM, Selasa (10/5) diprediksi sideways. Tapi, secara fundamental sangat menarik karena faktor pertumbuhan produksinya yang signifikan. Buy on weakness dengan target Rp11.000.

Investment Analyst PT GMT Asset Management Nico Simatupang mengatakan, potensi sideways-nya saham PT Harum Energy Indonesia (HRUM) hari ini semata faktor teknikal. Menurutnya, dari sisi ini saham HRUM tampak akan bergerak mendatar di kisaran 9.250-9.300.

Karena itu, lanjutnya, hari ini akan menguji resistance Rp9.300. Jika ditembus ke atas, target penguatan berikutnya di level Rp9.500-9.600 per saham. “HRUM akan bergerak dalam kisaran support Rp9.000 dan resistance 9.300.,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (9/5).

Pada perdagangan Senin (9/5) saham HRUM ditutup menguat Rp50 (0,54%) menjadi Rp9.250 dari level sebelumnya Rp9.200. Harga intraday tertingginya mencapai Rp9.350 dan terendah Rp9.200. Volume transaksi mencapai 1,8 juta unit saham senilai Rp16,8 miliar dan frekuensi 229 kali.

Lebih lanjut dia menjelaskan, meski hari ini berpeluang sideways, secara fundamental, saham ini sangat menarik. Pasalnya, volume produksi batu bara emiten ini akan naik ke level 10,5 juta ton di 2011 dari level 7,5 juta ton pada 2010 atau naik hingga 40%. “Ini merupakan kenaikan terbesar di antara emiten-emiten batu bara yang lain,” timpalnya.

Dari sisi valuasi pun, dikatakan Nico, saham ini belum mahal. Sebab, target penguatan saham HRUM berikutnya untuk jangka panjang di level Rp11.000 per saham. Target tersebut bisa dicapai tahun ini. “Karena itu, ada potensi upside hingga 18,9% untuk jangka panjang hingga akhir tahun,” tandas Nico.

Lalu, Price Earnings Ratio (PER) saham ini di level 13,4 kali. Dari sisi ini, memang harganya tak terlalu murah. Tapi, saham batu bara yang lain pun sudah mahal. Apalagi, jika investor mempertimbangkan faktor kenaikan produksi batu baranya di 2011 ini, saham HRUM belum mahal. “Kalau produksinya tumbuh, laba perseroan pun akan tumbuh karena pertumbuhan produksi hingga 40%,” ucap Nico.

Sementara itu, dia menambahkan, penurunan harga minyak mentah dunia ke level US$98 per barel, tidak berpengaruh negatif pada laju saham-saham di sektor batu bara temasuk HRUM. “Sebab, harga rata-rata minyak saat ini sudah berada di atas US$100 per barel. Minyak bertenger di level US$105-110 per barel,” tuturnya.

Karena itu, dia menegaskan, harga minyak tidak akan mengerus harga batu bara yang saat ini masih bertenger di level US$122,71 per metrik ton berdasarkan harga mingguan di Newcastle. Memang, harga komoditas fluktuatif, tapi pergerakannya tidak akan terlalu jauh. “Saya rekomendasikan buy on weakness saham HRUM,” imbuh Nico. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar