Jumat, 10 Juni 2011

BI: Jangan Khawatir Berlebihan Soal Penguatan Rupiah

Jakarta - Bank Indonesia (BI) meminta penguatan rupiah terhadap dolar AS hingga ke titik tertingginya dalam 7 tahun terakhir tidak dikhawatirkan. Penguatan kurs terjadi tidak hanya di mata uang rupiah tetapi di beberapa negara lain.

Hal tersebut diungkapkan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi Agus Sarwono kepada detikFinance di Jakarta, Jumat (9/6/2011).

"Tingkat rupiah sampai hari ini masih dalam kisaran perkiraan kita yang bermanfaat untuk menurunkan imported inflation tanpa mengganggu sumber pertumbuhan ekonomi khususnya ekspor," jelas Hartadi.

Menurut Hartadi, adanya penurunan surplus current account alias neraca pembayaran yang terjadi dewasa ini lebih banyak diakibatkan oleh meningkatnya impor bahan bakar akibat tingginya konsumsi bahan bakar dalam negeri.

"Demikian pula menguatnya Rupiah hingga mencapai historical level ini juga akibat melemahnya US$ terhadap seluruh mata uang dunia sehingga kita tidak perlu khawatir yang berlebihan terhadap berkurangnya daya saing," katanya.

Seperti diketahui, nilai tukar rupiah terhadap sempat mencapai nilai yang terkuatnya selama 7 tahun belakangan, yakni sempat di level Rp 8.500/US$ pada awal pekan ini.

Pada perdagangan Kamis (9/6/2011) kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di Rp 8.521 per dolar AS dibandingkan penutupan kemarin di Rp 8.515 per dolar AS.

(dru/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar