Jumat, 10 Juni 2011

RMBA tambah mesin baru demi mendorong kinerja 2011

RMBA tambah mesin baru demi mendorong kinerja 2011
JAKARTA. PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) terus berinovasi. Perusahaan rokok ini akan melakukan ekspansi melalui pengembangan proses produksi, termasuk pengembangan produk-produk baru.

RMBA bahkan sudah mempersiapkan produk baru. "Minggu depan kami akan meluncurkan produk baru," kata Andre Joubert, Group Chief Finance Officer RMBA, Kamis (9/6). Produk baru ini bernama Dunhill Switch.

Untuk menggulirkan agenda ekspansinya, RMBA akan membeli mesin produksi baru. Tujuan pembelian mesin baru itu apalagi kalau bukan memproduksi produk baru RMBA. Andre menolak membeberkan berapa detil nilai pembelian mesin ini.

Namun ia menegaskan penambahan mesin ini bukan untuk menambah kapasitas produksi. Saat ini, kapasitas produksi RMBA mencapai 35 miliar batang rokok per tahun. Jumlah tersebut masih lebih besar daripada volume penjualan di 2010 lalu yang sebesar 23,6 miliar batang.

Untuk penambahan mesin tadi, anak usaha British American Tobacco (BAT) ini menganggarkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) Rp 400 juta tahun ini. Belanja modal ini seluruhnya berasal dari kas internal. Sebagian besar capex digunakan untuk pembelian mesin.

Tahun ini RMBA juga harus menghadapi kenaikan harga cengkeh. Andre bilang, melejitnya harga cengkeh akan mempengaruhi kinerja industri rokok. Menurut data Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia, saat ini harga cengkeh Rp 130.000-Rp 135.000 per kilogram (kg). Padahal lazimnya harga cengkeh berkisar Rp 50.000-Rp 60.000 per kg.

Namun Andre tidak bersedia memaparkan seberapa besar tekanan harga cengkeh terhadap kinerja RMBA. "Tidak bisa menebak-nebak, lihat saja tahun depan," ujar dia.

Sekadar gambaran, selama ini biaya pembelian cengkeh mencapai sepertiga biaya pembuatan rokok. Karena itu, kenaikan harga cengkeh bisa mendorong harga rokok juga ikut naik.

Di kuartal satu 2011 volume penjualan rokok RMBA turun 4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Selama tiga bulan pertama 2011, penjualan rokok RMBA cuma 5,5 miliar batang.

Namun karena harga jual naik, RMBA bisa menikmati pertumbuhan nilai penjualan 9,31%. Total penjualan emiten itu di kuartal satu 2011 mencapai Rp 2,23 triliun.

Sedang laba bersih perseroan di kuartal 1-2011 sebesar Rp 111,67 miliar, naik 210,45% dari tahun sebelumnya. "Laba bersih naik signfikan karena kenaikan laba kotor naik, sedang biaya lain-lain mengalami turun," kata Andre. Ia menolak menyebut target pendapatan dan laba bersih RMBA tahun ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar