Jumat, 10 Juni 2011

Stok Malaysia menumpuk, harga CPO tumbang untuk hari kelima

Stok Malaysia menumpuk, harga CPO tumbang untuk hari kelima
KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) tumbang untuk hari kelima. Koreksi harga minyak sawit ini dipicu kekhawatiran stok minyak nabati di Malaysia membengkak, dan persediaan kedelai AS menumpuk karena melambatnya ekspor.

Kontrak CPO untuk pengiriman Agustus di Malaysia Derivatives Exchange turun 0,7% ke RM 3.265 atau setara US$ 1.082 per metrik ton. Kontrak yang sama diperdagangkan di RM 3.297, pada pukul 13.35 WIB.

Stok kelapa sawit Malaysia naik ke level tertinggi dalam enam bulan, pada April lalu, setelah produksi meningkat karena cuaca yang mendukung. Sementara, Malaysian Palm Oil Board baru merilis jumlah stok Malaysia per Mei lalu naik 14,8% dari bulan sebelumnya. Produksi tumbuh 13,7% menjadi sekitar 1,74 juta ton, dan ekspor naik 4,27% menjadi sekitar 1,402 juta ton.

Sebelumnya, pasar independen surveyor Interfek menyebut, ekspor Malaysia naik 22% menjadi 395.041 ton dalam 10 hari pertama Juni, dibanding periode yang sama pada Mei.

Wakil presiden senior futures & options di OSK Investment Bank Bhd. Donny Khor menyebut, sentimen melemah berdasarkan ekspektasi stok minyak sawit menumpuk. "Apalagi CPO tertekan laporan yang kurnag bersahabat pada suplai kedelai," ujarnya.

Persediaan kedelai AS sebelum panen mendatang akan 5,9% lebih besar dari perkiraan Mei. Ini dipicu penurunan ekspor akibat persaingan dengan tanaman dari Amerika Selatan. Departemen Pertanian menyebut, stok akan mencapai 180 juta gantang (4,9 juta ton), pada 31 Agustus, naik dari perkiraan bulan lalu sebanyak 170 juta gantang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar