Jumat, 10 Juni 2011

Minyak Menguat, Saham Batu Bara Terangkat

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Harga minyak mentah kembali melaju dan menembus level US$102 per barel. Saham berbasis sumber daya, seperti batu bara pun akan mendapat sentimen positif.

Pengamat pasar modal Cece Ridwanullah mengatakan, saham sektor batubara hari ini berpeluang mendorong kenaikan IHSG. “Terutama dipicu naiknya harga minyak mentah dunia kembali ke atas level US$100 per barel,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Menurutnya, dengan aksi negara-negara produsen minyak OPEC yang mempertahankan kuota produksi , maka harga minyak bisa terus bertahan di atas US$100 per barel, “Kondisi ini pun biasanya diikuti harga batubara,” katanya.

Saham-saham batubara yang belum banyak bergerak bisa menjadi pilihan. Salah satunya TB Bukit Asam (PTBA). Sementara Berau Energy (BRAU) untuk jangka menengah dan panjang masih menarik, karena banyak investor yang menolak lepas BRAU di 500 (harga Tender Offer), “Namun bersedia lepas BRAU jika harga tender offer di level Rp700-an,”ucapnya.

Sedangkan Yuganur Wijanarko dari HD Capital merekomendasikan beberapa saham batubara. Salah satunya Bumi Resources (BUMI). Menurutnya, momentum kenaikan laba untuk sisa akhir 2011 dari deleveraging akibat kurs dan suku bunga kondusif, serta kenaikan permintaan harga batubara (mayoritas kontrak BUMI adalah ke pangsa export) masih dapat mewarnai laju saham ini.“Rekomendasi beli BUMI dengan target harga Rp3.650,”katanya.

Yuga juga menilai Adaro Energy (ADRO) menarik karena menurut perhitungan discounted cashflow (DCF), setiap kenaikan US$5/ton dari harga batubara Newcastle akan berdampak ke peningkatan laba 2011 sekitar 11%. Kondisi ini pun diperkirakan dapat meredam kecewanya pasar akan pelambatan produksi awal tahun ini. “Rekomendasi beli dengan target harga Rp2.625,” ucapnya.

Saham terakhir pilihannya adalah Delta Dunia (DOID), dengan target harga Rp1.220. Ia menilai, proyeksi analis mengenai pembalikan arah dalam pertumbuhan laba, operating margin yang tertinggi di sektor tambang, serta potensi earnings upgrade dari skenario deleveraging, merupakan katalis positif untuk akumulasi pasca koreksi ini. “Investor bisa akumulasi beli emiten ini,” tutupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar