Rabu, 20 Juli 2011

IHSG Kembali Parkir di Posisi Tertinggi Baru

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali berhasil menanjak ke posisi tertinggi di level 4.050. Saham-saham properti menjadi andalan dalam pencetakan rekor kali ini.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat tipis di posisi Rp 8.540 per dolar AS dibandingkan penutupan kemarin di Rp 8.545 per dolar AS.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka menguat 21,393 poin (0,53%) ke level 4.044,810 terbawa tren positif bursa-bursa di Asia. Kekhawatiran krisis utang AS sedikit berkurang setelah pernyataan Presiden Barrack Obama.

Indeks langsung melesat ke posisi tertingginya ke level 4.955,055, ini merupakan rekor intraday tertinggi yang bisa diraih IHSG sepanjang sejarah. Intraday tertinggi sebelumnya diraih pada perdagangan Senin 18 Juli 2011 lalu di level 4.042,726.

Namun sayangnya, setelah sampai di puncak posisi IHSG menjadi sangat jenuh beli sehingga merangsang aksi ambil untung. Laju menguatnya IHSG pun sedikit tertahan dan sempat jatuh ke level 4.020,824.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG naik tipis 3,688 poin (0,09%) ke level 4.027,105. Saham-saham unggulan mulai terkena tekanan jual.

Perburuan saham-saham kembali marak di perdagangan sesi II, terutama saham-saham berbasis properti. Indeks sektor properti pun menguat hingga mendekati 5%.

Mengakhiri perdagangan, Rabu (20/7/2011), IHSG ditutup menanjak 27,215 poin (0,67%) ke level 4.050,632. Sementara Indeks LQ 45 ditutup menguat 3,838 poin (0,54%) ke level 714,045.

Seluruh indeks sektoral di pasar modal akhirnya kompak menguat setelah sebelumnya bergerak mixed akibat profit taking. Penguatan dipimpin leh sektor properti.

Rekor tertinggi terakhir yang pernah diraih IHSG yaitu di level 4.032,974 pada perdagangan Senin 18 Juli 2011 kemarin setelah ditutup naik tipis 9,772 poin (0,24%).

Nilai dan volume transaksi di lantai bursa meningkat karena adanya transaksi tutups sendiri alias crossing saham Indosiar (IDKM) terkait akuisisi yang dilakukan Elang Mahkota (EMTK) senilai Rp 1,1 triliun.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 186.384 kali pada volume 8,993 miliar lembar saham senilai Rp 6,415 triliun. Sebanyak 171 saham naik, 76 saham turun, dan 92 saham stagnan.

Transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) tipis senilai Rp 7,141 miliar di pasar reguler dan negosiasi.

Hanya bursa saham China yang terpuruk karena kekhawatiran tingkat inflasi yang tinggi. Sementara bursa-bursa di Asia lainnya masih mampu menguat setelah kekhawatiran krisis utang AS sedikit berkurang.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di regional sore hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai turun tipis 2,78 poin (0,10%) ke level 2.794,20.
  • Indeks Hang Seng naik 101,29 poin (0,46%) ke level 22.003,69.
  • Indeks Nikkei 225 melonjak 116,18 poin (1,17%) ke level 10.005,90.
  • Indeks Straits Times menguat 30,60 poin (0,99%) ke level 3.126,72.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 1.400 ke Rp 49.250, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.350 ke Rp 52.400, Merck (MERK) naik Rp 500 ke Rp 123.500, dan Delta Jakarta (DLTA) naik Rp 500 ke Rp 127.500.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Multibreeder (MBAI) turun Rp 400 ke Rp 28.400, Bank Ekonomi (BAEK) turun Rp 250 ke Rp 1.900, Mitra Adiperkasa (MAPI) turun Rp 175 ke Rp 4.275, dan Lionmesh (LMSH) turun Rp 150 ke Rp 5.350.

(ang/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar