Rabu, 20 Juli 2011

Sempat terkoreksi, analis yakin emas masih akan di atas US$ 1.600 per ounce

Sempat terkoreksi, analis yakin emas masih akan di atas US$ 1.600 per ounce
JAKARTA. Harga logam mulia yaitu emas langsung luruh setelah Amerika berhasil mencapai kesepakatan terhadap penanganan krisis. Emas akhirnya melemah setelah menyentuh rekor tertinggi di US$ 1.609,51 per ounce. Padahal sebelumnya emas sempat mencatat rekor sejak 1975 silam.

Meskipun begitu, analis tetap yakin major trend emas masih menunjukkan potensi bullish. "Sehingga harga masih berpotensi melanjutkan penguatan. Emas akan mencoba ke kisaran level US$ 1.619,80 per ounce," ujar analis Valbury Asia Futures, Ahim.

Secara teknikal, Ahim juga membaca sebelumnya kondisi RSI sempat berada dalam posisi overbought dan membayang-bayangi rally dengan kemungkinan posisi harga sudah mencapai puncaknya. "Dengan demikian sebaiknya investor mulai mewaspadai potensi koreksi dan memperhatikan target support di kisaran level US$ 1.578,50-US$ 1.559,30 per ounce,” saran Ahim.

Informasi saja, saat ini mulai terdapat harapan pada penanganan krisis utang Amerika yang akan jatuh tempo 2 Agustus mendatang. Sekumpulan senator dari dua belah partai yang kemudian dijuluki "Gang of Six" memberikan proposal kenaikan plafon utang hingga US$ 14,3 triliun dan mencadangkan pemangkasan anggaran hingga US$ 3,75 triliun. Presiden AS, Barack Obama menyambut baik progres tersebut dan menyebutnya sebagai langkah yang signifikan serta mengimbau anggota parlemen untuk mulai mendiskusikan untuk menghindari gagal bayar utang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar