Rabu, 20 Juli 2011

Peluang Naik Terbatas, Selektif Pilih Saham

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Indonesia pada Rabu (20/7) diperkirakan berpeluang berbalik arah menguat, meski tidak besar. Saham yang belum naik banyak bisa menjadi pilihan.

Pengamat pasar modal Ridwan Novayanto mengatakan, pasar Indonesia saat ini agak contrarian, dimana faktor global cenderung negatif, tapi penurunan IHSG terbatas. “Hal ini disebabkan adanya rebalancing asset, dimana investor mengalihkan dana-dana jangka pendek dari pasar-pasar maju ke negara berkembang,” katanya kepada INILAH.COM.

Indonesia menjadi pilihan, terkait semakin dekatnya peluang RI mendapat upgrading rating investasi menjadi investment grade. Kondisi ini membuka peluang profit di Indonesia, apalagi dengan yield yang relatif masih lebih tinggi dibanding negara-negara sejenis di Asia, maupun yield yang ditawarkan oleh negara-negara maju.

Meskipun penurunan relatif terbatas, imbuh Ridwan, apresiasi harga saham juga terbatas, karena pelaku pasar cenderung wait and see,”Mereka tidak melakukan trading dalam jumlah besar-besaran, pergerakan relatif sideways dan cenderung konsolidasi,”ujarnya.

Senada dengan Ahmad Riyadi, analis Millenium Danatama Sekuritas yang menilai pasar saat ini sudah tembus psikologis baru lagi. Kendati tertekan, IHSG masih terus naik, karena capital inflow yang terus mengalir ke emerging market. “Capital inflow ini terus terjadi karena belum ada pemulihan nyata dari situasi di Eropa,” ujarnya dihubungi terpisah.

Menurutnya, pelaku pasar kembali mengkhawatirkan upaya Yunani merestrukturisasi utang publiknya. Karena meski sudah mendapat persetujuan IMF dan Uni Eropa, belum jelas implementasi bantuan likuiditas dari lembaga-lembaga donor ini, karena Yunani diisyaratkan melakukan efisiensi budget dengan melakukan memotong belanja.

Ini yang dinilai pelaku pasar sulit diimplementasikan. Jika gagal, maka efek penularannya akan sangat besar, karena surat utang Yunani banyak dipegang oleh negara-negara ekonomi maju Eropa, seperti Prancis dan Jerman.

Di tengah situasi ini, Ahmad merekomendasikan investor untuk trading saham-saham sektor kimia, karena secara teknikal belum banyak pergerakan naik. Saham pilihannya adalah Polychem Indonesia (ADMG) dan Asia Pacific Fibers (POLY).

Sedangkan Yuganur Wijanarko dari HD Capital mengatakan, setelah koreksi kemarin yang terjadi akibat imbas sentimen negatif regional, IHSG siap melanjutkan kenaikan dan bertahan di atas level psikologis 4.000-an. “IHSG hari ini akan bergerak di level support 3.996-3.890 dan resistance 4.100-4.175,”ujarnya.

Beberapa saham yang disarankan Yuga adalah Truba Manunggal (TRUB), Telekomunikasi Indonesia (TLKM), Adaro Energy (ADRO) dan Perusahaan Gas Negara (PGAS),”Rekomendasi beli untuk saham-saham ini,” katanya.

Pada perdagangan Selasa (12/7), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 9,56 poin (0,24%) ke level 4.023,41, dengan intraday terendah di 4.002,45 dan tertinggi di 4.032,69. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 6,199 miliar lembar saham, senilai Rp 5,152 triliun dan frekuensi 140.215 kali.

Sebanyak 153 saham naik, 96 saham turun, dan 86 saham stagnan. Koreksi bursa didukung keluarnya dana asing dari pasar saham. Asing mencatatkan nilai transaksi jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp231 miliar. Rinciannya adalah transaksi jual sebesar Rp1,931 triliun dan transaksi beli sebesar Rp1,699 triliun. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar