Rabu, 20 Juli 2011

Situasi Utang AS & Eropa Semakin Tak Pasti

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (20/7) diprediksi menguat. Ketidakpastian krisis utang Eropa dan AS masih mewarnai pergerakannya.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, potensi penguatan rupiah hari ini, masih dipicu oleh meningkatnya ketidakpastian kenaikan batas utang AS. Kondisi ini semakin memburuk setelah Presiden AS Barack Obama menolak proposal kenaikan limit utang dari Partai Republik.

Obama, lanjut Christian, justru memberikan deadline ke Konggres hingga Jumat (22/7). "Karena itu, rupiah cenderung menguat dan akan bergerak dalam kisaran 8.535-8.550 per dolar AS. Jika berhasil menguat ke bawah 8.535, penguatan rupiah berikutnya ke level Rp8.525,” katanya kepada INILAH.COM.

Di sisi lain, lanjutnya, fokus pasar selanjutnya pada data sektor peruamahan AS yang diekspektasikan masih negatif sehingga tidak akan jadi pengungkit bagi dolar AS. "Karena itu, dari sisi makro ekonomi masih menopang penguatan rupiah," ucapnya.

Hanya saja, pada saat yang sama, sentimen yang berpengaruh selanjutnya adalah dana bailout Yunani. Sebab, pada Rabu (19/7) sudah dilangsungkan konferensi jarak jauh antar pejabat tinggi Uni Eropa. Hal itu dilakukan sebagai 'pemanasan' sebelum summit pada Kamis (20/7)di Brussel. "Tapi, pasar berekspektasi belum adanya progress jika dilihat dari hasil konferensi kemarin," ujarnya.

Kondisi itu, menurut Christian, tetap akan memicu pengalihan aset berisiko ke aset-aset save haven. "Karena itu, situasinya masih tidak pasti. Lebih baik wait and see terlebih dahulu. Nantikan hasil summit Uni Eropa pada Kamis (21/7) dan deadline Obama pada Jumat (22/7)," imbuh Christian.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (19/7) ditutup menguat 9 poin (0,10%) ke level 8.545/8.555 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar