Jumat, 27 Mei 2011

Laju penjualan ASII terganjal pasokan komponen

Laju penjualan ASII terganjal pasokan komponen
JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) tidak luput dari musibah gempa dan tsunami yang melanda Jepang, dua bulan silam.

Produksi kendaraan bermotor diprediksi akan terganggu karena rusaknya fasilitas produksi di Negeri Matahari Terbit itu. Ambil contoh Toyota, satu merek mobil yang diageni oleh ASII di Indonesia.

Kendati perakitan mobil Toyota berlangsung di Indonesia, namun pabrikan di negeri ini masih mengimpor sebagian komponen dari Jepang, seperti microchip. Nah, pabrik microchip Toyota termasuk yang rusak karena dihantam bencana alam, pertengahan Maret silam. Pabrik microchip ini diperkirakan baru pulih Juni nanti.

Ini yang menjadi alasan para analis memprediksi penjualan otomotif akan merosot. "Sebagus-bagusnya penjualan otomotif di tahun ini tidak bisa melebihi angka tahun sebelumnya," kata Budi Rustanto, Analis Valbury Equity Research, Kamis (16/5). Dia meramal, produksi mobil akan turun 15% di kuartal kedua.

Memang, ASII tidak cuma menjajakan Toyota saja, tetapi juga mobil merek Daihatsu, Isuzu, Nissan, dan Peugeot. Namun Toyota merupakan penyumbang terbesar bagi pendapatan ASII mengingat merek tersebut menguasai 37,9% pangsa pasar.

Penjualan otomotif masih menyumbang porsi terbesar untuk pendapatan ASII. Sepanjang kuartal I, otomotif mencapai 50,1% dari total pendapatan ASII.

Penjualan motor

Target harga ASII yang dipasang Budi berdasarkan asumsi pendapatan tumbuh 13,5% menjadi Rp 164,60 triliun dan laba bersih Rp 16,00 triliun, dengan rasio price to earning (PE) 14,3 kali.

Namun Andrey Wijaya, Analis OSK Nusadana Securities menilai, keterbatasan pasokan komponen hanya mempengaruhi pasar sedan dan mobil mewah. Komponen produk ASII yang paling laris, Toyota Avanza berasal dari luar Jepang.

Andrey menghitung, target harga mencerminkan rasio PE 2011-2012 sebesar 17,7 kali-15,5 kali, sejalan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pendapatan dan laba bersih diprediksi Rp 146,09 triliun dan Rp 16,62 triliun.

Analis JP Morgan Securities Aditya Srinath menambahkan, pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan kenaikan pajak kendaraan bermotor bisa menjadi risiko. Proyeksi Aditya, pendapatan dan laba bersih ASII di 2011 bisa menjadi Rp 146,25 triliun dan Rp 15,94 triliun, dengan rasio PE 15 kali.

Berdasarkan catatan Budi, pangsa pasar ASII di kuartal pertama turun dari 56,8% menjadi 55,6%. Namun, penjualan motor Honda, yang dikelola ASII masih melaju. Selama kuartal pertama, pangsa pasar motor Honda naik dari 45,55 menjadi 49,8%.

Produksi Astra Honda Motor (AHM) memang normal karena lebih dari 90% komponennya berasal dari lokal. "Pertumbuhan volume penjualan motor bisa mengompensasi penurunan mobil," kata Budi.

Budi dan Andrey sama-sama merekomendasi buy untuk ASII. Budi memasang target Rp 63.000, sedang Andrey Rp 72.500. Sementara Aditya memberi rekomendasi neutral untuk ASII dengan target harga Rp 60.000.

Harga ASII pada Kamis (26/5) menguat 2,07% menjadi Rp 59.300 per saham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar