Selasa, 28 Juni 2011

Akumulasi Saham Batu Bara Saat Minyak US$98

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Laju saham-saham di sektor batu bara, Selasa (28/6) diprediksi bakal technical rebound. Tapi untuk investor jangka panjang, idealnya, akumulasi saham sektor ini saat harga minyak US$98 per barel.

Analis Sekuritas Ekokapital Cece Ridwanullah mengatakan, pada saat market tidak menentu, mengakumulasi saham-saham di sektor batu bara sangat menarik untuk trader jangka pendek dengan pola permainan yang cepat. Masalahnya, harga minyak turun ke level US$90 per barel. Padahal, saham-saham di sektor ini ramai ditransaksikan saat harga minyak US$98.

Idealnya memang, akan lebih baik mengakumulasi saham-saham batu bara pada saat harga minyak mendekati level US$98 per barel. Sebab terbukti, setelah harga minyak turun ke bawah level tersebut, harga batu bara dan saham-saham di sektor ini terus turun. “Tapi, untuk saat ini trader memiliki peluang gain meskipun semata technical rebound,” katanya kepada INILAH.COM. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Setelah IHSG turun mendekati level psikologis 3.800, bagaimana Anda memprediksi laju saham-saham di sektor batu bara?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) memang turun 35,13 poin (0,91%) ke level 3.813,425. Tapi, indeks masih ditahan di atas level psikologis 3.800. Karena itu, secara teknikal indeks berpotensi up trend. Hanya saja, krisis utang Yunani belum mendapat kepastian. Akibatnya, IHSG mengikuti pelemahan indeks regional. Karena itu, koreksi IHSG sangat wajar seiring koreksi yang terjadi di bursa Asia.

Dalam situasi pasar yang tidak menentu, saham-saham yang sudah berada di titik terendah berpontensi rebound tak terkecuali sektor batu bara. Secara umum, saham-saham batu bara sudah mencapai level support-nya karena mengalami koreksi yang banyak sehingga sangat menarik untuk diakumulasi.

Spesifik sahamnya?

Salah satunya adalah PT Indo Tambang Raya (ITMG) yang kemarin menguat signifikan Rp900 (2%) ke level Rp45.800 setelah mencapai level support Rp44.600. ITMG bakal menembus level resistance-nya hari ini karena sebelumnya sudah memecahkan level support . Kemarin ditutup di level Rp45.800 dan untuk jangka pendek, ITMG bisa mencapai Rp47.800. Sedangkan level support berada di level Rp44.400.

Bagaimana dengan saham BORN?

Begitu juga dengan saham PT Borneo Lumbung Energi (BORN) dengan support di level Rp1.390-1.360 dan resistance Rp1.500. Sebab, BORN pernah mencapai harga tertingginya di level Rp1.860. Karena itu, untuk jangka pendek, saham ini akan menguat ke level Rp1.500. BORN merupakan saham batu bara paling murah.

Saham ADRO bagaimana?

PT Adaro Energy (ADRO) sempat bertahan di level Rp2.375-2.400. ADRO akan bergerak dalam kisaran support Rp2.325 dan resistance Rp2.550. Saham lain PT Harum Energy Indonesia (HRUM) sudah mendekati harga tender offer di level Rp9.050. Kelihatan, investor asing masih bercokol di saham ini. Tapi, saham ini stagnan di level Rp9.400 kemarin.

Artinya, lanjut Cece, jika bursa regional bergerak positif dan harga minyak naik, saham HRUM bakal ditarik naik hingga 9.800. Level support HRUM di Rp9.050-9.000 dan resistance 9.750-9.950. Lalu, PT Tambang Bukit Asam (PTBA) yang juga sudah cukup terkoreksi dengan level support 20.450 dan untuk level resistance jangka pendek di level Rp21.500.

Lantas apa rekomendasi Anda untuk saham-saham tersebut?

Saya rekomendasikan trading jangka pendek saham-saham tersebut dengan permainan yang cepat.

Bagaimana dengan koreksi harga minyak ke level US$90 per barel?

Justru itu masalahnya. Harga minyak melemah ke level US$90 per barel. Sedangkan saham-saham di sektor batu bara, akan ramai ditransaksikan jika harga minyak tembus US$98 per barel. Inilah yang jadi kendala hingga saat ini yang menyebabkan harga batu bara stabil di kisaran US$119-121 per metrik ton berdasarkan harga mingguan di Newcastle.

Bukan hanya batu bara, harga nikel dan komoditas lain pun stabil. Jika harga minyak turun ke bawah US$90 per barel, harga batu bara dan komoditas lain sangat riskan turun. Level support minyak masih di US$90. Minyak bisa rebound ke US$98 jika krisis utang Eropa usai. Diharapkan harga minyak naik seriring adanya kejelasan terkait bailout Yunani pekan depan setelah penghematan fiskal di-votng besok Rabu (29/6) dan Kamis (30/6).

Hingga level berapa potensi koreksi harga minyak?

Peluang koreksinya ke level US$88 per barel. Tapi, dalam pekan ini, harga minyak bakal ditahan di level US$90-an per barel. Karena itu, potensi kenaikan saham-saham di sektor batu bara semata faktor technical rebound karena sudah mencapai titik support. Selain technical rebound, harga minyak diharapkan kembali menguat sehingga harga batu bara juga terdongkrak.

Lantas, apa saran Anda untuk investor jangka panjang?

Idealnya memang, akan lebih baik mengakumulasi saham-saham batu bara pada saat harga minyak mendekati level US$98 per barel. Sebab terbukti, setelah harga minyak turun ke bawah level tersebut, harga batu bara dan saham-saham di sektor ini terus turun. Tapi, untuk saat ini trader memiliki peluang gain meskipun semata technical rebound. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar