Selasa, 28 Juni 2011

Teka-teki baru dari bisnis Grup Bakrie

Teka-teki baru dari bisnis Grup Bakrie
JAKARTA. Grup Bakrie terus berakrobat untuk menjulurkan gurita bisnisnya. Usai melego mayoritas saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) kepada Bumi Plc., kini muncul kabar PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berpeluang memiliki saham perusahaan investasi keluarga Rothschild itu.

Proses akuisisi 75% BRMS oleh Bumi Plc senilai US$ 2,07 miliar tersebut akan rampung September nanti. Bumi Plc akan membayar transaksi ini dengan menggunakan obligasi konversi berbunga 2% per tahun. Surat utang ini bisa ditukar dengan maksimal 79,02 juta saham (37,7%) saham Bumi Plc dengan harga konversi £ 15,88 per saham. "Obligasi konversi akan dieksekusi pada September," kata Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI, kemarin (27/6).

Anehnya, dalam laporan ke bursa, BUMI menegaskan tak akan mengkonversi obligasi itu menjadi saham. Maklum, berdasarkan data Bloomberg, saat ini Bumi Plc malah sudah jadi induk BUMI dengan memiliki 22,17% saham.

Kabar ini mengundang tanda tanya baru. Sebab, sebelum ini BUMI sempat memaparkan bahwa obligasi konversi yang diperoleh dari transaksi ini akan dipakai membayar utangnya kepada China Investment Corporation (CIC). Utang senilai US$ 1,95 miliar itu akan jatuh tempo 2015 mendatang. Setelah tahun lalu BUMI mencicil US$ 300 juta, tahun ini BUMI berencana mengangsur US$ 600 juta.

Namun, Dileep enggan membeberkan strategi BUMI membayar utang CIC. Ia hanya menandaskan BUMI akan menggunakan kas internal untuk melunasi utang tersebut. Dia juga belum tahu benar, apakah kelak Bumi Plc akan menggelar penawaran tender atas sisa saham BRMS milik publik.

Billy Budiman, Kepala Analis Teknikal Batavia Prosperindo Securities, menilai penjualan obligasi konversi ke CIC akan berdampak positif bagi BUMI. "Apalagi saat ini mereka punya koneksi ke pihak asing. Ini akan membuat kepercayaan asing ke BUMI makin besar," ujarnya.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo melihat tak ada dampak transaksi perusahaan tambang milik Grup Bakrie dengan Bumi Plc. Sebab, Bumi Plc masih merupakan perpanjangan tangan Grup Bakrie.

Malah, otomatis, kondisi ini membuat saham Grup Bakrie gampang terkena rumor. "Investor yang trading saham Bakrie harus terbiasa dengan ketidakpastian seperti ini," tukas Satrio.

Oleh karena itu dia menyarankan investor mencermati kinerja saham Grup Bakrie sebelum memutuskan membeli saham mereka. Harga saham bisa mudah jatuh bila gampang digoyang rumor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar