Jumat, 08 Juli 2011

BEI: Perusahaan Kecil Boleh IPO, Asal Fundamental Solid

Jakarta - Penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama triwulan II-2011 didominasi oleh perusahan kecil. Pihak BEI mengaku tidak pernah melarang perusahaan dengan kapitalisasi pasar kecil untuk masuk pasar modal, asalkan memiliki fundamental yang solid.

Demikian disampaikan Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Eddy Sugito saat berbincang dengan detikFinance usai listing perdana PT Tifa Finance Tbk (TIFA), di Jakarta, Jumat (8/7/2011).

"Sulit untuk kita menahan, supaya (perusahaan) yang kecil jangan. Nanti kita dikira berpihak," jelasnya.

Eddy menegaskan, perseroan manapun berhak mencatatkan saham di Bursa dan mendistribusikan sebagian pasar ke publik. Namun syarat terpenting, calon emiten harus memiliki fundamental baik dan berkomitmen kepada pemegang saham.

"Bursa akan melihat fundamentalnya cukup solid atau tidak. Kalau tidak, buat apa ada di pasar modal," ungkap Eddy.

Menurut Eddy, pihaknya pun selalu mendorong calon emiten untuk menawarkan lebih banyak saham ke publik. Meski dalam peraturan menyebut minimal saham publik 100 juta lembar.

Kebijakan persetujuan dokumen IPO yang masuk BEI, tidak berlaku sama antara calon emiten satu, dengan lainnya. Semua tergantung struktur IPO dan permodalan masing-masing perseroan.

"Untuk perusahaan besar, 10% kami masih consider. Namun untuk semua calon emiten biasanya kita meminta lebih banyak dari ketentuan minimum. Semua tergantung strukturnya. Tapi tetap ada kebijakan-kebijakan yang cukup dijaga," paparnya.

Eddy mengaku tidak semua dokumen IPO peruashaan berkapitalisasi pasar kecil disetujui BEI. Bursa mencatat sampai dengan semester I-2011, ada satu calon emiten yang ditolak dokumen pengajuan IPO-nya. Sepanjang 2010 justru ada dua calon emiten.

Penolakan didasarkan atas fundamental masing-masing perusahaan yang tidak cukup kuat. "Kami tidak menyebutkan perusahaan siapa, namun kami sarankan untuk memundurkan rencana IPO, atau bahkan ditolak. Kami tidak ingin kasus Katarina (PT Katarina Utama Tbk), terjadi lagi. Khususnya pada perusahaan service," paparnya.

Berdasarkan catatan detikFinance, ada beberapa emiten atau calon emiten yang menawarkan saham ke publik dalam jumlah yang minim. Salah satunya, TIFA yang hari ini listing perdana.

Dari total saham yang dicatatkan mencapai 1.079.700.000 lembar saham, TIFA yang menjual saham ke publik 278.000.000 lembar, dan harga penawaran saham sebesar Rp 200. Total dana yang TIFA dapat pun dibawah Rp 100 miliar, tepatnya Rp 55,6 miliar.

Pun demikian dengan PT Indo Straits Tbk, yang akan mencatatkan saham perdana mereka pekan depan. Perusahaan jasa rekayasa kelautan ini menawarkan saham perdana sekitar 18,18%, atau sekitar 100 juta lembar dari total saham yang dicatatkan di BEI. Dana yang diraih perseroan pun sekitar Rp 95 miliar, dengan harga penawaran Rp 950 per lembar.

(wep/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar