Jumat, 08 Juli 2011

Melompat 64 Poin, IHSG Raih Rekor Baru 4.003

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengukir rekor barunya di level 4.003 setelah melompat 64 poin. Maraknya sentimen positif membuat indeks leluasa bergerak di jalur hijau.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di posisi Rp 8.520 per dolar AS dibandingkan penutupan kemarin di Rp Rp 8.535 per dolar AS

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka melaju 17,864 poin (0,45%) ke level 3.957,337 akibat sentimen positif menguatnya Wall Street semalam. Selain itu data tenaga kerja AS yang membaik melebihi ekspektasi juga mendorong para pelaku pasar mengkoleksi saham.

Aksi beli di saham unggulan dan saham-saham lapis dua mendorong IHSG melaju mulus di zona hijau. Seluruh indeks sektoral di lantai bursa pun mencetak poin yang cukup signifikan.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG melesat 55,917 poin (1,41%) ke level 3.995,390 akibat maraknya aksi beli di lantai bursa dan pertama kalinya dalam sejarah menembus level 4.000. Indeks menguat setelah diguyur berbagai sentimen positif.

Lagi-lagi indeks menembus rekor intraday tertingginya sepanjang masa di level 4.005,686. Indeks harus berterima kasih pada kinerja saham-saham unggulan yang cemerlang pada perdagangan hari ini.

Mengakhiri perdagangan akhir pekan, Jumat (8/7/2011), IHSG ditutup melompat 64,218 poin (1,63%) ke level 4.003,691. Sementara Indeks LQ 45 ditutup melesat 14,382 poin (2,06%) ke level 710,896.

Rekor terakhir yang dicetak IHSG yaitu pada Senin 4 Juli 2011 awal pekan ini di level 3.953,517 setelah menguat 26,419 poin (0,67%). Padahal waktu itu posisi IHSG sudah overbought dan terkena profit taking.

Penguatan kali ini dipimpin oleh indeks sektor aneka industri, disusul oleh sektor finansial, manufaktur dan tambang. Seluruh sektor di lantai bursa pun menghijau.

Perdagangan berjalan ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 139.935 kali pada volume 5,368 miliar lembar saham senilai Rp 5,862 triliun. Sebanyak 140 saham naik, 77 saham turun, dan 110 saham stagnan.

Investor asing pun ikut ambil bagian dalam pencetakan rekor terbaru IHSG ini dengan melakukan pembelian bersih (foreign net buy). Nilainya cukup besar, sebanyak Rp 611,297 miliar di pasar negosiasi dan reguler.

Mulai munculnya sentimen-sentimen positif menjadi angin segar bagi pergerakan bursa di Asia yang sudah beberapa hari ini bergerak fluktuatif. Menguatnya Wall Street serta data tenaga kerja AS yang membaik cukup bisa menutupi kekhawatiran para pelaku pasar akan krisi utang di zona Eropa.

Bursa Efek Indonesia menjadi pemimpin penguatan bursa regional dengan naik lebih dari 1%, sementara bursa lainnya masih di bawah 1%. Malah laju bursa saham China sedikit terhambat akibat kebijakan naiknya suku bunga oleh pemerintah setempat.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di regional hingga sore hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik tipis 3,51 poin (0,13%) ke level 2.797,77.
  • Indeks Hang Seng menanjak 196,25 poin (0,87%) ke level 22.726,43.
  • Indeks Nikkei 225 menguat 66,59 poin (0,66%) ke level 10.137,73.
  • Indeks Straits Times naik 26,33 poin (0,84%) ke level 3.152,20.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Merck (MERK) naik Rp 3.000 ke Rp 123.000, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 2.400 ke Rp 47.150, Astra Internasional (ASII) naik Rp 1.950 ke Rp 67.800, dan Gudang Garam naik Rp 1.750 ke Rp 51.000.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Sumber Alfaria (AMRT) turun Rp 150 ke Rp 3.600, Jasuindo (JTPE) turun Rp 140 ke Rp 1.460, BFI Finance (BFIN) turun Rp 100 ke Rp 5.500, dan Lion Metal (LION) turun Rp 100 ke Rp 5.300.

(ang/dnl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar