Jumat, 29 Juli 2011

Meski Terkoreksi, ASII Masih Menyimpan Potensi

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Kinerja produsen dan distributor otomotif terbesar di Indonesia, PT Astra International (ASII) semester pertama 2011, masih positif. Tak heran bila analis memprediksikan adanya pembalikan arah di tengah koreksi siang ini.

Pada perdagangan Jumat (29/7) sesi pertama, Astra International (ASII) berada di level Rp70.250 per lembarnya, atau turun Rp1.500 (2,09%). Emiten ini cukup membebani pergerakan bursa, dengan nilai transaksi sebesar Rp145 miliar, atau 5,5% dari total transaksi siang ini.

Managing Research Indosurya Asset Management Reza Priyambada mengatakan, emiten otomotif ASII terkoreksi karena deraan aksi profit taking investor. Namun, momentum ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan aksi beli di harga rendah. “Ada potensi, ASII akan kembali menguat pada pertengahan perdagangan, sehingga investor bisa buy on weakness, ” ujarnya.

Senada dengan Yuganur Wijanarko, analis pasar modal dari HD Capital yang melihat saham ASII masih menarik. Menurutnya, aliran dana asing yang masih deras, menjadikan emiten berkapitalisasi terbesar di pasar ini, sebagai inti dan panutan untuk memenuhi permintaan konsumen dan kredit domestik. “Rekomendasi beli ASII dengan target harga bisa mencapai Rp73.500,” ucapnya.

Yuga menilai, ASII memiliki fundamental yang sangat bagus, didukung pertumbuhan industri otomotif serta kinerja anak-anak usahanya di sektor lain. Terlihat dari solidnya performa perseroan, meski sempat mengalami kendala ketersediaan pasokan akibat bencana di Jepang. “Suku bunga yang masih terkendali juga memicu daya beli pada otomotif,” katanya.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang kondusif juga menopang kinerja ASII. Ini ditambanh kenaikan harga komoditas, yang berimbas positif pada kinerja anak usaha yang bergerak di sektor tambang dan perkebunan.

ASII pada semester pertama 2011 mencetak pertumbuhan laba bersih dan pendapatan, masing-masing sebesar 33,4% YoY dan 24% YoY, menjadi Rp76,26 triliun dan Rp8,6 triliun. Pertumbuhan laba bersih ditopang oleh kenaikan harga komoditas, ketersediaan pembiayaan konsumen dan inflasi yang stabil. Menurut manajemen, meski terjadi bencana di Jepang, perseroan yakin tidak akan berdampak signifikan pada pencapaian akhir 2011 karena prospek permintaan tetap tinggi.

Selama enam bulan pertama ini, divisi otomotif mengkontribusikan 49,89% dari total pendapatan, bisnis alat berat dan pertambangan batubara menyumbang 33,58%, bisnis jasa keuangan dan agribisnis masing-masing menyumbang 7,3% dan 6,94% terhadap total pendapatan. Sementara, divisi usaha infrastruktur dan logistic dan teknologi informasi mengkontribusikan 3,12% dan 0,84% kepada total pendapatan.

Analis dari Samuel Sekuritas mengatakan, pendapatan dan laba bersih ini sedikit di atas estimasi yang mencerminkan 55% dari proyeksi 2011, serta melampui estimasi pasar sebesar 52% untuk 2011. “Rekomendasi hold untuk ASII,” ujarnya. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar