Jumat, 29 Juli 2011

INDF Mantap Menuju Rp7.500 Sebelum Lebaran

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Laju saham INDF, Jumat (29/7) diprediksi naik. Bahkan, bisa mencapai Rp7.500 sebelum lebaran dan Rp10 ribu sebelum akhir tahun. Ekspektasi kenaikan laba bersih 100% menjadi katalisnya.

Pengamat pasar modal Irwan Ariston Napitupulu mengatakan, potensi penguatan saham PT Indofood Sukses Makmur (INDF) akhir pekan ini dan ke depannya terutama karena faktor laporan keuangan emiten yang akan diumumkan akhir Agustus 2011. Rumor yang beredar di kalangan analis, laporan keuangan INDF mengalami kenaikan laba bersih 100% dibandingkan semester I/2010 (laba enam bulan).

Positifnya kinerja, menurut Irwan, menjadi momentum untuk terus mengangkat INDF ke level harga wajarnya Rp7.500. Sebab, saham ini sudah mencetak rekor terbaru dalam sejarah di level 6.300. Karena itu, yang mungkin dilihat saat ini adalah target valuasi wajarnya di level Rp7.500 dalam 1-2 pekan ke depan dan bukan level resistance. “Sedangkan level support berada di angka Rp6.000,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (28/7).

Pada perdagangan Kamis (28/7) saham INDF ditutup menguat Rp200 (3,27%) ke level Rp6.300 dari level sebelumnya Rp6.100. Harga intraday tertingginya mencapai Rp6.300 dan terendah Rp6.050. Volume transaksi mencapai Rp13,7 juta unit saham senilai Rp84,5 miliar dan frekuensi 1.269 kali.

Irwan menegaskan, pergerakan INDF, lebih berpeluang menguat ketimbang melemah. Apalagi, kemarin, INDF kembali memecahkan rekor terbarunya di level Rp6.300 sehingga peluang kenaikannya akan signifkan. “Sebab, semua pihak belum mengetahui level resistance-nya,” ujarnya.

Menurutnya, rekor tersebut baru pertama kali terpecahkan sehingga ada peluang 2-3 hari untuk terus menguat. Hanya saja, hingga level berapa masih tanda tanya. Kalaupun hari ini, Wall Street melemah signifikan dan menyebabkan INDF turun ke level 6.200-an, justru menjadi kesempatan untuk masuk di saham ini.

Pasalnya, harga INDF masih di bawah valuasi wajarnya. Karena itu, harga INDF saat ini masih sangat murah. Sebab, Rp7.500 merupakan target konservatif yang bisa dicapai sebelum lebaran 2011. “Jika mau menunggu sebelum akhir tahun saham ini bisa bertenger di atas Rp10.000,” tandasnya.

Di sisi lain, secara valuasi Price to Earnings Ratio (PER) pun saham ini masih murah. Menurutnya, jika dilihat dari data kinerja keuangan kuatal I/2011 (karena kuartal II belum dirilis), PER INDF di level 18 kali. Artinya, angka kuartal I/2011 dikali 4 sama dengan Rp330.

Memang , dilihat angka 18 kali merupakan level yang tinggi. Tapi, tingginya PER tidak berarti karena pertumbuhan Earnings Per Share (EPS)-nya pun tinggi. Dalam 5 tahun terakhir pun, pertumbuhan laba INDF di atas 40%. “Karena itu, saham INDF masih sangat murah,” ungkapnya.

Terlebih lagi jika valuasi dilihat secara Price/Earnings to Growth ratio (PEG ratio) yang masih di bawah 1 kali. Tepatnya di level 0,5 kali yang secara teori level ini sangat murah. Kalaupun PEG INDF di level 1 kali, harga INDF di level Rp12.000 per saham.

Dia menegaskan, level PEG yang masih oke antara 1-3 kali mengacu kepada bursa Amerika. Karena itu, harga INDF di level 10.000 pun masih sangat murah karena masih di bawah 1 kali.

Irwan rekomendasikan buy and hold investment. Sebab, potential upside-nya masih sangat besar. Dari level Rp6.300 ke level Rp10.000 saja sudah ada kenaikan sebesar Rp3.700 atau naik 58%.

Angka itu, lanjut Irwan merupakan kenaikan yang besar dalam kisaran enam bulan. “Masuk di level Rp6.200-6.300 masih sangat murah. Realisasi profit bisa di level mendekati Rp7.000 dalam sebulan ke depan. Didukung saham ini yang cukup likuid,” imbuh Irwan. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar