Jumat, 29 Juli 2011

Laba Bersih Intiland Turun 45,6%

Headline
INILAH.COM, Jakarta – PT Intiland Development Tbk (DILD) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 45,6% dari Rp223,06 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp101,87 miliar pada semester pertama 2011.

Demikian seperti dikutip dari siaran pers yang diterbitkan Jumat (29/7). “Namun laba bersih semester I 2010 lebih disebabkan dari hasil penjualan investasi jangka panjang sebesar Rp136 miliar yang berasal dari divestasi anak usaha perseroan yakni PT Grand Interwisata.

Apabila dihitung secara operasional dengan tidak memasukan hasil penjualan PT Grand Interwisata, maka laba bersih semester I 2011 justru meningkat sebesar 16,7 persen,” ujar Direktur Pengelolaan Investasi Archied Noto Pradono.

Meski laba bersih turun, perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 10,2% dari Rp455,26 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp501,08 miliar pada semester pertama 2011. Archied menuturkan, peningkatan pendapatan disebabkan oleh naiknya penjualan sebesar 12,7% menjadi Rp442,51 miliar pada semester pertama 2011 dibandingkan periode sama sebelumnya. “Kontributor terutama berasal dari proyek 1Park, perumahan talaga bestari, Graha Famili, Graha Natura, dan Ngoro Industrial Park,” tutur Archied.

Sementara itu, jenis sektor usaha, rektor residensial baik perumahan atau apartemen memberikan kontribusi terbesar, yakni Rp231,50 miliar atau 46,1 persen dari total pendapatan. Kontribtor berikutnya yakni pendapatan dari sektor kawasan industri Rp211 miliar (42,1%), perkantoran sebesar Rp37,33 miliar (7,4%), hotel Rp3,7 miliar (1%), dan lain-lain sebesar Rp18,34 miliar (3,6%).

Sepanjang semester I 2011, menurut Archied manajemen dapat menjaga posisi neraca perseroan dalam kondisi sehat. Hal ini terlihat salah satunya dari kemampuan manajemen menjaga tingkat rasio utang terhadap ekuitas sebesar 14%. Nilai aset dan ekuitas perseroan juga mengalami kenaikan dengan nilai masing-masing menjadi sebesar Rp4,72 triliun dan Rp3,73 triliun.

Pendapatan dari sektor perhotelan di tahun 2011 seluruhnya berasal dari Whiz Hotel Yogyakarta yang beroperasi sejak November 2010. Angka pendapatan tersebut mengalami penurunan dibandingkan semester I 2010 karena pada semester I 2011 terkena dampak turunnya tingkat hunian hotel akibat meletusnya gunung Merapi serta divestasi PT Grand Interwisata pada tahun lalu. Pada saat ini kinerja Whiz Hotel Yogyakarta telah kembali membaik dengan tingkat hunian rata-rata mencapai 80%. [cms]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar