Jumat, 29 Juli 2011

Wall Street Lesu Jelang Voting Utang, Nasdaq Berbalik Positif

New York - Saham-saham di bursa Wall Street ditutup beragam, meski sempat menguat di awal perdagangan. Investor masih merasa gugup menunggu resolusi masalah batas utang AS, yang segera memasuki tenggat waktu.

Kementerian Keuangan AS sudah menyatakan, jika batas utang US$ 14,3 triliun tidak dinaikkan pada Selasa, maka negara tersebut akan menghadapi masalah gagal bayar utang yang bisa mengguncang pasar finansial dan perekonomian.

Belum ada tanda-tanda kesepakatan antara Partai Republik yang memimpin House o Representatives dan Partai Demokrat yang memimpin Senat AS. Republik justru mengusulkan rencana pengurangan utang, yang sudah pasti akan ditolak oleh Demokrat yang mengusulkan kenaikan batas utang.

"Pasar perlu dan ingin untuk melihat buktu-bukti yang lebih konkret untuk tercapainya kesepakatan," ujar Scott Marcouiller, chief market technical strategist Wells Fargo Advisors seperti dikutip dari AFP, Jumat (29/7/2011).

Pada perdagangan Kamis (28/7/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup melemah 62,44 poin (0,51%) ke level 12.240,11. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 4,22 poin (0,32%) ke level 1.300,67, sementara Nasdaq menguat 1,46 poin (0,05%) ke level 2.766,25.

Padahal mengawali perdagangan, saham-saham sempat bergerak menguat setelah laporan pasar tenaga kerja yang positif. Namun saham-saham justru melemah, bahkan membuat indeks Dow Jones melemah selama 5 hari berturut-turut.

Departemen Tenaga Kerja AS mengungkapkan, klaim baru keuntungan pengangguran turun menjadi 398.000 pada pekan lalu, sehingga mencapai titik terendahnya dalam waktu hampir 4 bulan dan untuk pertama kalinya berada di bawah angka 400.000 sejak awal April.

Saham perusahaan migas raksasa ExxonMobil merupakan penyeret terbesar Dow Jones, setelah sahamnya merosot hingga 2,2% akibat kekecewaan investor terhadap hasil laporan keuangan.

Sedangkan Saham Goodyear merosot hingga 7,2% setelah melaporkan pendapatannya sebesar US$ 5,6 miliar, sekaligus mengeluarkan peringatan soal kenaikan inflasi di emerging markets dan tingginya biaya material bisa memangkas pendapatannya di masa mendatang.

Perdagangan berjalan ramai, dengan transaksi di New York Stock Exchange mencapai 7,93 miliar lembar saham, di atas rata-rata tahun lalu yang sebesar 7,47 miliar lembar saham.

(qom/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar