Jumat, 29 Juli 2011

Kinerja Positif Emiten Tak Mampu 'Ceriakan' IHSG

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan akhir pekan dengan suram, melemah 15 poin. Kinerja emiten-emiten yang positif tak mampu mengangkat IHSG keluar dari teritori negatif.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah tipis di posisi 8.505 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 8.500 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menguat tipis 8,101 poin (0,19%) ke level 4.153,928 dan menjadi satu-satunya bursa di regional yang menguat. Krisis utang AS semakin mendekati tenggat waktu namun belum juga ada kesepakatan.

Sayangnya, penguatan ini tak bertahan lama. Setelah menanjak hingga ke posisi tertingginya di level 4.160,498, indeks langsung terkena tekanan jual dan ambruk ke zona merah.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG terpangkas 36,164 poin (0,88%) ke level 4.109,663 akibat aksi ambil untung di saham-saham unggulan. Indeks pun bersiap meninggalkan level 4.100.

Indeks menyentuh posisi terendahnya hari ini di 4.102,823, nyaris kembali bercokol di level 4.000. Sektor industri dasar dan aneka industri menyeret IHSG semakin jatuh ke zona merah.

Menutup perdagangan akhir pekan, Jumat (29/7/2011), IHSG melemah 15,027 poin (0,37%) ke level 4.130,800. Sementara Indeks LQ 45 terpangkas 3,221 poin (0,44%) ke level 729,836.

Kinerja emiten yang positif gagal membawa IHSG kembali ke zona hijau. Padahal, rata-rata emiten tersebut membukukan kinerja yang melebihi ekspektasi.

Derasnya sentimen negatif memang sulit dibendung, terutama soal krisis utang uni Eropa dan AS yang tak kunjung usai. Parlemen AS kini sedang berjuang keras karena tenggat waktu akan segera tiba di 2 Agustus 2011.

Akhirnya, tekanan jual pun terjadi di saham-saham unggulan dan lapis dua. Namun, menjelang penutupan perdagangan, investor mulai berburu saham-saham yang sudah terkena profit taking sehingga laju pelemahan IHSG bisa sedikit ditahan.

Transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 274,897 miliar di seluruh pasar meski tekanan jual masih sangat besar.

Perdagangan hari ini berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 160.559 kali pada volume 6,519 miliar lembar saham senilai Rp 5,716 triliun. Sebanyak 87 saham naik, 187 saham turun, dan 66 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia bergerak mixed dengan kecenderungan melemah, hanya bursa saham Singapura yang berhasil menguat tipis. Kekhawatiran atas krisis utang Eropa dan AS masih membayangi para pelaku pasar di regional.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di Asia sore hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai melemah 7,05 poin (0,26%) ke level 2.701,73.
  • Indeks Hang Seng turun 130,49 poin (0,58%) ke level 22.440,25.
  • Indeks Nikkei 225 terkoreksi 68,32 poin (0,69%) ke level 9.833,03.
  • Indeks Straits Times naik tipis 0,58 poin (0,02%) ke level 3.190,43.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Sarana Menara (TOWR) naik Rp 1.850 ke Rp 12.700, HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 750 ke Rp 32.000, Multibreeder (MBAI) naik Rp 500 ke Rp 30.500, dan Indomobil (IMAS) naik Rp 450 ke Rp 12.450.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Multi Bintang (MLBI) turun Rp 5.000 ke Rp 335.000, Astra Internasional (ASII) turun Rp 1.250 ke Rp 70.500, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 850 ke Rp 50.500 dan Gudang Garam (GGRM) turun Rp 600 ke Rp 50.900.

(ang/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar