Jumat, 24 Juni 2011

Market Terpukul Revisi Turun GDP AS

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Rupiah melemah meskipun IHSG mendarat di teritori positif. Market mendapat pukulan telak setelah Bank Sentral AS The Fed merevisi turun PDB AS ke level 2,7%-2,9% untuk 2011.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, pelemahan rupiah hari ini dipicu oleh investor global yang kembali fokus pada krisis utang Yunani setelah Pidato Gubernur The Fed Ben Bernanke tentang outlook kebijakan moneter Amerika Serikat.

The Fed menyatakan, perlambatan ekonomi AS di bawah ekspektasi. Artinya, ekonomi AS lebih lambat dibandingkan perkiraan. Apalagi, lanjutnya, The Fed juga merevisi negatif target pertumbuhan ekonomi AS untuk 2011 dari 3,1%-3,3% menjadi 2,7%-2,9%.

Akibatnya, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama. "Tapi, rupiah bergerak terbatas dengan level terkuat 8.595 dan terlemahnya 8.605 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (23/6).

Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (23/6) ditutup melemah 8 poin (0,09%) ke level 8.595/8.605 per dolar AS dari posisi kemarin 8.587/8.592.

Pada saat yang sama, lanjut Firman, The Fed belum memberikan sinyal akan adanya stimulus lanjutan setelah Quantitative Easing (QE) tahap dua senilai US$600 miliar berakhir Juni 2011 ini. "Semalam, memang dolar AS sempat melemah setelah Fed mempertahankan suku bunga rendah," imbuhnya.

Tapi, lanjutnya, setelah Bernanke tidak memberikan indikasi stimulus lanjutan, market melakukan profit taking setelah dolar AS melemah. "Pada akhirnya dolar kembali mendarat di teritori positif," ucapnya.

Apalagi, dolar AS semakin kokoh setelah pemangkasan outlook pertumbuhan ekonomi AS yang cukup menjadi pukulan telak bagi bursa saham global. "Dolar AS semakin kokoh dan jadi tekanan bagi rupiah," tandasnya.

Di sisi lain, pasar kembali fokus pada krisis utang Yunani sebelum parlemen negeri Para Dewa itu akan kembali melakukan voting untuk menyetujui penghematan fiskal. "Bentuknya, pemangkasan anggaran, kenaikan pajak dan penjualan beberapa aset negara," ungkapnya.

Kondisi itu, lanjut Firman, diperburuk oleh salah satu surat kabar Jerman yang memberitakan, keinginan salah satu anggota parlemen Jerman untuk mengeluarkan Yunani dari zona Euro. "Kondisi itu memicu tekanan jual bagi euro," ucapnya.

Tapi, pelemahan rupiah hari ini terbatas. Sebab, komitmen The Fed untuk mempertahankan stimulus moneter seiring perlambatan pertumbuhan ekonomi AS, membuat outlook dolar AS tetap melemah dalam jangka panjang. "Apalagi, parlemen AS belum setuju untuk menaikkan batas utang negera itu," imbuhnya.

Alhasil, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). "Terhadap euro, dolar AS menguat ke level US$1,4262 dari sebelumnya US$1,4332 per euro," imbuh Firman.

Sementara itu, analis Infovesta Utama Praska Putrantyo penguatan tipis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) sebesar 1,82% (0,05%) ke level 3.823,65 dipicu oleh faktor pembelian investor asing di pasar domestinya. Lihat saja, asing berposisi beli bersih (net buy) sebesar Rp696,3 miliar.

Namun, penguatan indeks terbatas, karena terjadi profit taking investor lokal setelah pasar Asia merespon negatif pernyataan Gubernur Bank Sentral AS The Fed Ben Bernanke Kamis (23/6) dinihari tadi. The Fed belum memberikan sinyal adanya stimulus lanjutan setelah Quantitative Easing (QE) tahap dua senilai US$600 miliar berakhir Juni 2011 ini. “Karena itu, pasar masih bersikap wait and see atas situasi makro ekonomi AS,” imbuhnya.

Jika tidak ada stimulus lanjutan, menurutnya, kecenderungan dolar AS akan menguat dan harga komoditas akan kembali tertekan. Jadi, hari ini fokus pasar adalah The Fed. “Sentimen negatif dari AS bersamaan dengan momentum profit taking IHSG jelang akhir pekan di market domestik mengingat kenaikan indeks dua hari berturut-turut sebelumnya yang signifikan,” paparnya.

Praska melanjutkan, sentimen negatif dari Yunani dinilai pasar sudah selesai. Sebab, Perdana Menteri Yunani George Papandreou sudah mendapatkan mosi percaya dari parlemen. Sekarang, tinggal menunggu melakukan penghematan fiskal berupa pemangkasan anggaran, kenaikan pajak dan penjualan aset-aset negara. “Setelah itu, pasar tinggal menunggu realisasi bailout pada awal Juli 2011 senilai US$12 miliar euro,” ungkapnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar