Jumat, 24 Juni 2011

Ringgit terangkat dari kejatuhan terdalam selama sepekan

Ringgit terangkat dari kejatuhan terdalam selama sepekan
KUALA LUMPUR. Mata uang ringgit Malaysia mulai terangkat lagi dari penurunan terdalamnya selama sepekan. Hal ini ditengarai akibat spekulasi percepatan laju inflasi yang akan mendukung para pembuat kebijakan moneter untuk menaikkan tingkat suku bunga.

Ringgit sempat menguat 0,4% ke 3,0315 per dollar AS pada pukul 9.06 pagi di Kuala lumpur, padahal kemarin sempat jatuh 0,6%. Dan pada pukul 10.30 WIB, pasangan (USD/MYR) sedikit melemah di 3,0355.

Penguatan ringgit terjadi sebelum laporan pemerintah hari ini yang menunjukkan Consumer Price Index (CPI) naik 3,3% di bulan Mei (year on year). Ini yang tertinggi sejak Maret 2009.

Bank Negara Malaysia (BNM) telah menaikkan overnight policy rate ke 3% dari 2,75%, pada 5 mei lalu. Ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan, biaya pinjaman atau tingkat suku bunga akan dinaikkan ke 3,25% di akhir tahun ini. BNM akan mengadakan pertemuan lagi pada 7 Juli mendatang.

"Ringgit tentu saja harganya terkalkulasi di tengah kenaikan inflasi pada Mei kemarin yang lebih tinggi dari ekspektasi sebelumnya," kata Patrick Hu, analis CIMB Investment Bank Bhd. Dia juga bilang, masalah krisis utang Yunani yang mendapat dukungan dari petinggi Uni Eropa, tentu saja membawa dampak baik untuk mata uang Asia.

Diambil dari data Bursa Malaysia, yield dari obligasi pemerintah Malaysia yang jatuh tempo September 2016 turun dari 4,262 menjadi 3,49. Ini level terendahnya selama 2 minggu belakangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar