Jumat, 24 Juni 2011

Laba Tergerus, Indosat Tetap Bagi Dividen Rp 323 Miliar

Jakarta - PT Indosat Tbk (ISAT) membagikan dividen Rp 59,55 per lembar untuk tahun buku 2010, meski pada periode tersebut kinerja perseroan tidak terlalu baik. Laba ISAT turun 56,8% menjadi Rp 647,2 miliar, dari sebelumnya Rp 1,498 triliun.

Demikian disampaikan Direktur Utama ISAT, Harry Sasongko di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (24/6/2011).

Dividen setara dengan 50% dari total laba bersih tahun lalu atau setara dengan Rp 323,6 miliar. Sisa laba digunakan dalam rangka peningkatan modal kerja.

"50% payout rasio untuk dividen atau sama dengan rasio tahun-tahun sebelumnya," jelasnya.

Seperti diketahui, laba ISAT tahun lalu mencapai Rp 647,2 miliar, tergerus 56,8% dari periode 2009. Atas anjloknya laba bersih itu, laba bersih per saham dasar pun mengalami penurunan sebesar 56,8% di 2010 menjadi Rp 119,1 per lembar dari tahun sebelumnya Rp 275,7 per lembar.

Turunnya laba ini akibat menurunnya laba atas kurs, meningkatnya jumlah beban pendanaan, dan peningkatan beban penyusutan dan amortisasi.

Pendapatan perseroan di 2010 hanya naik tipis 5,2% menjadi Rp 19,796 triliun dari tahun sebelumnya Rp 18,824 triliun.

"Indosat memperoleh pertumbuhan pendapatan konsolidasi 5,2% yang didukung oleh pertumbuhan pendapatan seluler yang kuat sebesar Rp 12,1% meskipun non seluler turun 16,7%," ucapnya waktu itu.

Pelanggan seluler perseroan pun naik 34,3% dari 33 juta menjadi 44,3 juta. Perseroan juga mencatat kenaikan EBITDA sebesar 9,7% dari Rp 8,774 triliun di 2009 menjadi Rp 9,625 triliun. Sementara marjin EBITDA perseroan naik 2%.

Jumlah utang ISAT di 2010 juga berkurang 5,5% dari Rp 25,474 triliun di 2009 menjadi Rp 24,063 triliun. Indosat mempercepat pembayaran atas fasilitas kredit BCA senilai Rp 1,3 triliun, fasilitas kredit DBS yang totalnya Rp 400 miliar dan kredit Bank Mandiri dengan total Rp 900 miliar.

Selain itu, utang tersebut juga turun karena pelunasan obligasi valuta asing (valas) yang jatuh tempo 2010 sebesar US$ 234 juta, pelunasan awal obligasi US$ 109 juta yang akan jatuh tempo 2012 serta pembayaran obligasi Rp 640 miliar yang jatuh tempo 2010 lalu.

(wep/ang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar